"Ooh..." Nisa manggut-manggut.
"Di sana gajinya bagus nggak?" Tanya Fikar yang sudah meletakkan ponselnya.
"Bagus. Ada bonusannya juga. Segala kebutuhan terpenuhi. Ada uang transportnya juga. Jadi nanti gajiku bisa utuh. Lumayan bisa buat nabung buat kuliah." Jelas Nisa.
"Oh my God! Belum nyerah lo ternyata." Heran Fikar.
"Ya belum lah. Kan masih ada kesempatan dua kali lagi."
"Gue nggak yakin." Desis Fikar.
"Ihs!" Nisa kesal sendiri.
"Lo bakal kerja di sana berapa tahun?" Tanya Fikar yang sudah melahap nasi gorengnya.
"Nggak tahu. Nggak mau lama-lama juga. Kalau kelamaan nanti aku nikahnya kapan?"
"Mana gue tahu?" Fikar melahap makanannya lagi. Ponselnya sudah diletakkan di meja.
"Dasar jomblo!" Sindir Fikar.