Dari beberapa kasus di Indonesia, banyak warga Negara Indonesia yang memanfaatkan inkonsistensi penegakan hukum untuk kepentingan pribadi. Contohnya ialah pengacara yang menyuap polisi ataupun hakim untuk meringankan terdakwa, sedangkan polisi dan hakim yang seharusnya bisa menjadi penengah bagi kedua belah pihak yang sedang terlibat kasus hukum bisa jadi lebih condong pada banayknya materi yang diberikan oleh salah satu pihak yang sedang terlibat dalam kasus hukum tersebut.Â
4. Penggunaan Tekanan Asing dalam Proses Peradilan
 Dalam hal ini kita dapat mengambil contoh pengrusakan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu perusahaan asing yang membuka usahanya di Indonesia, mereka akan minta bantuan dari negaranya untuk melakukan upaya pendekatan kepada Indonesia, agar mereka tidak mendapatkan hukuman yang berat, atau dicabut izin memproduksinya di Indonesia (Supriadi, 2008: 312).
Lalu bagaimana solusi untuk mengatasinya ?
Solusi dalam mengatasi munculnya masalah hukum di IndonesiaÂ
Permasalahan penegakan hukum saat ini menjadi perhatian masyarakat luas yang mulai menunjukkan sikap perduli serta prihatin karena penegakan hukum yang terjadi selama ini belum memberikan arah penegakan hukum yang benar sebagaimana yang diharapkan masyarakat dalam penyelenggaraan negara hukum di Indonesia. Untuk mengatasi munculnya masalah hukum di Indonesia maka faktor-faktor penyebab munculnya masalah hukum tersebut haruslah dicegah atau dihilangkan atau diperbaiki, seperti : Â
1. Meningkatkan Integritas Penegakan Hukum
Penting untuk memperkuat integritas aparat penegak hukum melalui pelatihan etika dan profesionalisme. Penegakan hukum yang transparan dan akuntabel harus menjadi prioritas, dengan sanksi tegas bagi pelanggaran etika.
2. Pengawasan yang Efektif
Membangun sistem pengawasan yang kuat dan independen terhadap aparat penegak hukum. Ini termasuk pembentukan lembaga pengawas yang memiliki wewenang untuk menindaklanjuti laporan pelanggaran dan melakukan audit secara berkala.
3. Reformasi Hukum dan Kebijakan
Melakukan revisi terhadap undang-undang yang sudah ada untuk menghilangkan ketidakjelasan dan tumpang tindih kewenangan. Proses legislasi harus melibatkan partisipasi publik agar peraturan yang dihasilkan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
4. Peningkatan Sarana dan Prasarana Hukum
Mengalokasikan anggaran yang cukup untuk memperbaiki sarana dan prasarana hukum, termasuk fasilitas pengadilan, sistem informasi hukum, dan teknologi informasi untuk mendukung proses peradilan yang lebih efisien.
5. Pendidikan Hukum bagi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat melalui program pendidikan dan sosialisasi tentang hak dan kewajiban hukum. Hal ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat sipil.
6. Mendorong Independensi Hakim
Menjamin independensi hakim dari tekanan politik atau pihak lain dengan memperkuat mekanisme perlindungan bagi hakim dalam menjalankan tugasnya. Ini termasuk perlunya reformasi dalam pemilihan dan promosi hakim.
7. Penguatan Koordinasi Antar Lembaga Penegak Hukum
Meningkatkan koordinasi antara berbagai lembaga penegak hukum (polisi, kejaksaan, pengadilan) untuk memastikan penegakan hukum yang konsisten dan efektif. Hal ini juga mencakup pembentukan tim gabungan untuk menangani kasus-kasus tertentu.
8. Penanganan Kasus Secara Cepat dan Transparan
Mempercepat proses peradilan dengan mengurangi birokrasi yang tidak perlu dan memastikan transparansi dalam setiap tahap proses hukum, sehingga masyarakat dapat melihat keadilan ditegakkan.
9. Membangun Budaya Hukum yang Baik
Mengembangkan budaya hukum yang menghargai kejujuran, keadilan, dan kepatuhan terhadap hukum di semua lapisan masyarakat, termasuk di kalangan aparat penegak hukum.
10. Political Will dari Pemimpin
Mendorong adanya political will dari pemimpin negara untuk mendukung reformasi hukum secara serius. Tanpa dukungan politik yang kuat, upaya perbaikan akan sulit terwujud.
Dengan menerapkan solusi-solusi tersebut secara konsisten, diharapkan penegakan hukum di Indonesia dapat diperbaiki sehingga lebih adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu memenuhi harapan masyarakat akan keadilan.
Kesimpulan :
Indonesia, sebagai negara hukum, menghadapi berbagai permasalahan hukum yang kompleks, termasuk lemahnya integritas penegakan hukum, kurangnya pengawasan efektif, dan ketidakjelasan regulasi. Faktor-faktor ini mengakibatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap sistem hukum dan sering kali memicu penyelesaian konflik dengan cara kekerasan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan solusi yang komprehensif, seperti meningkatkan integritas aparat penegak hukum, memperkuat pengawasan, melakukan reformasi kebijakan, serta meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan penegakan hukum di Indonesia dapat lebih adil dan transparan, sesuai dengan harapan masyarakat.
#Sumber Referensi :