Tidak ada yang menyambut kami saat tiba di Peulumat, sebab teman-teman di Banda Aceh sedang sibuk mencari dana untuk biaya memulangkan kami dengan cara berjualan nasi bungkus pada mahasiswa baru peserta OSPEK. Baru sehari setelah kami tiba di Peulumat, Arma Yadi dan Zulfikar (Anggota tim terpilih yang gagal berangkat karena orang tuanya meninggal) tiba dari Banda Aceh untuk menjemput kami.
Begitulah kisah ekspedisi kami di jalur selatan Leuser, pada tahun 1994 yang membuat kami mendongkol dan marah pada WANADRI sampai 19 tahun kemudian.
Tapi setelah semuanya dijelaskan oleh Ogun kepada saya, sepertinya WANADRI sendiri sama sekali tidak tahu menahu tentang apa yang kami alami yang diklaim oleh Pihak ketiga (Polres Tapak Tuan) sebagai ulah mereka.
Untuk itu, kepada Ogun secara pribadi dan WANADRI secara institusi. Saya akui kesalah pahaman ini terjadi karena kami yang tidak meminta konfirmasi langsung mengenai kejadian ini pada WANADRI. Untuk itu saya atas nama pribadi dan juga atas nama Tim EJSL 94, UKM PA LEUSER Unsyiah, memohon maaf sebesar-besarnya atas segala persepsi negatif saya dan teman-teman kepada WANADRI selama 19 tahun ini. Semoga ke depan ini tidak lagi terjadi dan sebagai mana yang saya dengar dari adik-adik kami, saat ini Leuser dan WANADRI menjalin kerja sama yang erat, mudah-mudahan selamanya hubungan baik ini terus bertahan demikian adanya.
Wassalam
Win Wan Nur
Anggota Tim EJSL 94, UKM PA LEUSER Unsyiah.
Di bawah ini adalah catatan percakapan saya dengan Ogun di inbox FB saya yang atas seizin Ogun saya publikasikan di sini, tanpa saya tambah atau saya kurangi. Dilengkapi pula dengan tanggapan dari Sofyan dan Enjur Parhandi yang merupakan anggota Tim EJSL 94 UKM PA LEUSER UNSYIAH serta Arma Yadi, Ketua Umum UKM PA LEUSER Unsyiah periode 1993 - 1995
Berikut isi percakapannya :
Conversation started today
8:38am