Kontrol Kurikulum
Pengontrolan merupakan suatu proses meninjau performance terhadap standar yang telah ditentukan guna mengukur sejauh mana pencapaian hal tersebut sudah diusahakan. Kontrol sangat berkaitan dengan perencanaan dalam suatu sistem. Kontrol kurikulum berarti proses pembuatan keputusan mengenai kurikulum di lingkungan sekolah maupun pembatasan proses pembelajaran terhadap minat pihak eksternal, misalnya masyarakat dan orang tua.
Julaeha menyebutkan bahwa pengembangan dalam kurikulum melalui empat tahapan yaitu:
Merumuskan tujuan pembelajaran
Merumuskan dan menyeleksi pengalaman belajar
Mengorganisasi pengalaman belajar
Mengevaluasi kurikulum
Selain itu, dalam pengembangan kurikulum juga terbagi menjadi dua jenis pengembangan, yakni pengembangan kurikulum secara sentralistik dan secara desentralistik yang memiliki berbagai ruang lingkup. Pengembangan kurikulum secara sentralistik adalah jenis pengembangan kurikulum yang bermula dari pemerintah pusat dan membentuk kurikulum nasional. Kurikulum nasional dikuasai oleh pejabat pemerintah pusat, mereka memiliki gagasan, inisiatif, model kurikulum yang diinginkan, tanggung jawab, dan wewenang tersendiri. Sedang kurikulum desentralistik dalam penyusunan, pengelolaan, pengendalian, serta pelaksanaannya dilaksanakan oleh satuan pendidikan lokal. Kurikulum desentralistik melibatkan ahli, guru, komite sekolah, serta masyarakat yang peduli terhadap pengembangan kurikulum sekolah.Â
Pengembangan kurikulum secara desentralistik juga dapat disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maupun School Based Curriculum Development (SBCD). Pengembangan kurikulum SBCD meliputi evaluasi hasil belajar, isi kurikulum, materi kurikulum, model pembelajaran, serta sarana dan tujuan kurikulum peserta didik yang disesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan, serta tantangan perkembangan lingkungan sekolah tersebut berada. Selain itu, pengembangan kurikulum yang dihasilkan pada tingkat satuan pendidikan akan membentuk beragam desain kurikulum dan dapat lebih mudah dikuasai, dilakukan, serta dipahami oleh para guru. Hal tersebut dikarenakan mereka turut mengembangkan kurikulum tersebut.Â
Berbicara mengenai prosedur atau proses pengembangan kurikulum tentu tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi proses tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengembangan kurikulum, diantaranya yaitu:
Perguruan TinggiÂ