"Oh, iya Pak, jadi." Jawab suamiku.Â
"Bunda masuk duluan."
Hmmm, aku akhirnya masuk ke dalam Bus dengan mentengteng sendalku.
Rasa maluku akhirnya tertutupi saat busnya mulai jalan dan lampu pun mati.
"Bun, coba sini penitinya." Suamiku berbisik.
"Gak bawa, Yah. Lagian ini sendal lebih tebal karetnya dibanding yang sebelum-sebelumnya." Jawabku.
"Masa gak bawa peniti? Bunda kan pakai kerudung."
"Lah, ini namanya pastan Ayah. Pasmina instan, jadinya gak pakai peniti." Jawabku.
"Oohh...ternyata ada ya kerudung yang gak pakai peniti." Ucapnya polos.
"Wah, gak ada cara lain. Gimana ini?" Lanjutnya seolah bertanya pada dirinya sendiri.
Ada rasa kesal sebenarnya, bagaimana bisa dia menginjak sendalku sekuat itu. Tapi melihatnya merasa bersalah, aku rasanya tidak sanggup untuk marah.