“Belum. Aku takkan makan kalau tidak bersamamu.” Jawab Joni menggoda.
Liza
:
“Ah…. Abang,” jawab Liza dengan nada manja.
Joni
:
“Yuk kita masuk!” ajak Joni seraya menggandeng tangan Liza.
Usai menikmati makanan dan minuman kesukaan, mereka berangkat mengelilingi kota. Joni memutar gas sepeda motor dengan kecepatan rendah, biar santai. Liza tampak senang membonceng di belakang Joni. Mereka asyik berbincang-bincang. Sesekali terlihat mereka tertawa senang. Mereka menuju ke tepi pantai dimana banyak anak muda dan wisatawan domestik berkunjung di sana untuk menikmati suasan sore di pinggir pantai. Di tepi pantai terdapat tenda dan bangku tempat duduk yang disediakan para penjual makanan. Ada kerupuk kuah, gulai siput, goreng kepiting, kerupuk udang yang nikmat untuk disantap. Joni dan Liza memilih untuk memesan beberapa jenis makanan, lalu membawa ke kumpulan batu yang disusun ke tengah ke tengah sebagai pemecah ombak. Hanya mereka berdua di sana. Ini membuat mereka bebas mencurahkan isi hati masing-masing.
Hari semakin sore. Senja di ufuk barat akan belabuh, ditelan bumi. Di terpa warna senja di tepi pantai membuat Susana semakin syahdu. Liza menyandarkan kepalanya di bahu Joni.
Joni
:
“Liza…! Meskipun belum bisa di katakana tua, tapi aku bukan anak remaja lagi. Kamu juga sudah menginjak umur dewas,” ujar Joni serius.