Mohon tunggu...
Wiliams Flavian Pita Roja
Wiliams Flavian Pita Roja Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bachelor of Philosophy

Sarjana Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perayaan Paskah pada Jemaat Gereja Perdana

6 April 2024   23:47 Diperbarui: 6 April 2024   23:51 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fakta penting berikut yang mendasari kemunculan Triduum sacrum adalah puasa wajib pada Jumat Agung dan Sabtu Suci. Sumber-sumber kekristenan awal memberikan kesaksian bahwa orang-orang Kristen pada sekitar abad ke empat berpuasa seminggu penuh (6 hari): mulai dari hari Senin sampai hari Sabtu. Secara khusus hari Jumat dan Sabtu ditetapkan sebagai puasa wajib sepanjang hari. Makna hari Jumat dan Sabtu mengalami pergeseran. Kedua hari tersebut tidak sekedar dipandang sebagai hari puasa untuk mempersiapkan perayaan Paskah. Hari Jumat dan Sabtu dilihat sebagai hari peringatan kematian dan penguburan Tuhan. Maka, perayaan Paskah yang awalnya hanya terdiri dari satu perayaan pada malam Paskah pada abad ke 4 berkembang menjadi perayaan tiga hari, yakni perayaan Tri Hari Suci (triduum). Perayaan ini membentuk satu kesatuan yang terdiri dari peringatan kematian Kristus pada hari Jumat Agung, peringatan pemakaman-Nya pada Sabtu Suci, dan peringatan kebangkitan-Nya pada hari Minggu. 

Bentuk perayaan liturgis konkret untuk perayaan Tri Hari suci dimulai di Yerusalem pada akhir abad ke 4 empat. Laporan perjalanan dari Egeria (itinerarium Egeriae) merupakan sumber terpenting. Perayaan-perayaan tersebut sebenarnya merupakan tanggapan atas para peziarah dari seluruh dunia yang datang ke Yerusalem. Mereka turut merayakan perayaan-perayaan selama pekan suci di tempat-tempat di mana peristiwa hidup Yesus terjadi. Dengan demikian, tidak hanya perayaan selama Trihari suci, tetapi juga hari-hari lain dalam pekan suci dirancang dengan ibadat yang tujuannya untuk memperingati (anamnesis) peristiwa-peristiwa yang dihubungkan dengan hari-hari terakhir kehidupan Yesus. Dari sinilah muncul pekan suci.

  1. Pekan Suci: Sebagaimana juga perayaan liturgis selama Trihari Suci, Pekan Suci merupakan inovasi dari Gereja di Yerusalem yang diwariskan kepada Gereja universal. Sebagaimana yang dilaporkan oleh Egeria dalam berita perjalanannya (itinerarium Egeriae), liturgi Yerusalem pada menjelang akhir abad ke 4 dirancang secara khusus. Itinerarium Egeriae merupakan dokumen pertama yang menceritakan tentang bagaimana pekan suci dirayakan secara agung di Yerusalem. Sebagaimana dalam Triduum sacrum, Pekan Suci berakar pada sebuah periode di mana orang berpuasa selama beberapa hari sebelum perayaan Paskah.  Pada abad ke 4 di Yerusalem, periode puasa sebelum paskah ini dirancang dengan ibadat. Prasyarat kemunculan pekan suci Pekan Suci di Yerusalem pada abad ke 4 adalah penemuan tempat-tempat suci. Sejak masa Konstantinus, bangunan-bangunan gereja didirikan di atas tempat-tempat suci itu untuk menandai keberadaan dan pentingnya tempat-tempat tersebut. Ada begitu banyak peziarah dari seluruh dunia yang berbondong-bondong menuju Yerusalem. Liturgi Yerusalem pada dasarnya adalah liturgi peziarah. Tempat-tempat penting bagi perayaan Paskah adalah Gereja Kuburan (the church of the holy Sepulchre) yang dirancang oleh Konstantinus, sebuah kompleks bangunan-bangunan, terutama Martyrion (Gereja Uskup -- Gereja Umat), sebuah bangsal bundar (bangsal anastasis) yang didirikan di atas makam Yesus, Imbomom (Tempat di atas bukit Zaitun di mana Yesus terangkat ke surga), dan Gereja Eleona (Tempat di mana Yesus mengajar murid-murid-Nya pada hari-hari terakhir hidup-Nya). 

  2. "Minggu Agung" (septimana maior) di Yerusalem menurut Egeriae Itinerarium: 

a. Hari Sabtu Lazarus. Pada hari Jumat Sore sebelum Pekan Suci mulai, dirayakan vigili di atas bukit Sion. Begitu juga Ekaristi pada hari Sabtu pagi dirayakan kali itu saja di bukit Sion. Jadi sebagai pengantar kepada Paskah umat merayakan Hari Sabtu Lazarus (Itinerarium Egeriae 29,3). Umat berangkat ke Betania dan di sana mereka mengenangkan kebangkitan Lazarus. Sebab kebangkitan Lazarus menjadi gambaran awal dari pembaptisan Paskah. Perayaan Sabtu Lazarus berorientasi pada catatan biblis "enam hari sebelum Pesta Paskah" (Yoh 12:1). 

b. Minggu Palma.

Menurut Egeria, minggu Paskah atau di Yerusalem disebut "Minggu Agung" mulai dengan Hari Minggu Sebelum Paskah (30,1). Itulah yang disebut dengan Minggu Palma. Pada hari minggu diadakan ibadat kedua yang dimulai menjelang pukul 13.00 di Gereja Eleona di atas Bukit Zaitun. Ibadat itu dipersembahkan sebagai peringatan masuknya Yesus ke Yerusalem. Menurut laporan dari Egeria, dalam ibadat tersebut uskup didampingi, sebagaimana Tuhan, dalam perjalanannya menuju kota; anak-anak membawa ranting-ranting palma sebagaimana waktu Yesus memasuki kota Yerusalem. Dengan melakukan apa yang dibuat oleh penduduk Yerusalem pada zaman Yesus, umat yang berkumpul menghadirkan kembali sejarah keselamatan. Seluruh umat, termasuk juga orang-orang yang terpandang, berjalan bersama dengan uskup menuju kota. Perjalanan berakhir di Anastasis (Gereja Kebangkitan). Di sana mereka merayakan lucernarium (upacara cahaya), dan sesudah kebaktian singkat di salib umat dibubarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun