Mohon tunggu...
Wiliams Flavian Pita Roja
Wiliams Flavian Pita Roja Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bachelor of Philosophy

Sarjana Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perayaan Paskah pada Jemaat Gereja Perdana

6 April 2024   23:47 Diperbarui: 6 April 2024   23:51 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam Vigili Paskah Yerusalem berkembang menjadi sebuah ibadat kompleks yang terdiri dari 4 bagian, yakni 1) upacara cahaya (lucernarium), 2) vigili dengan bacaan-bacaan Kitab Suci dan doa, 3) pembaptisan dan perarakan masuk dari mereka yang baru dibaptis, 4) Ekaristi Struktur dasar ini masih dapat dikenali dalam perayaan malam Paskah kita sekarang sebagaimana yang terdapat dalam Missale Romawi 1970. Berikut ini adalah susunan perayaan Malam Paskah di Yerusalem:

  • Upacara Cahaya (Lucernarium)

  • Vigili dengan bacaan-bacaan dari Perjanjian Lama

  • Perarakan masuk dari mereka yang baru saja dibaptis bersama-sama dengan uskup (sementara dinyanyikan Kidung dari Dan).

  • Misa

  1. Vigili dan bacaan-bacaan: Sebagaimana dalam perayaan Paskah jemaat Kristen awal, vigili merupakan sebuah tindakan berjaga dan menunggu di mana kitab suci dibacakan dan orang berdoa. Karena itu tata liturgi vigili ditandai oleh pembacaan Kitab Suci dan doa. Bahan-bahan diambil hanya dari Perjanjian Lama dan mencakup seluruh sejarah keselamatan dari penciptaan sampai pada perziarahan eskatologis menuju Sion. Tema dasar tentunya adalah keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. 

  2. Upacara Cahaya (lucernarium): Vigili Paskah Yerusalem pada abad 4/5 dimulai dengan ritus menyalakan cahaya atau disebut juga lucernarium. Di Gereja Barat maupun Timur, ritus ini merupakan elemen yang penting dari perayaan malam Paskah. Namun upacara cahaya bukanlah kekhususan Paskah. Ritus ini berasal dari tradisi lucernarium, yakni kebiasaan harian menyalakan cahaya (lilin) untuk doa sore. Akar dari kebiasaan ini adalah liturgi Yahudi (menyalakan lampu hari sabat). Ciri khas dari liturgi Yerusalem adalah bahwa cahaya atau lampu diambil dari bangsal bundar yang dirikan di atas makam Kristus. Di tempat itu sebuah lampu abadi menyala. Di Gereja Barat berkembanglah sebuah bentuk nyanyian khas untuk ritus cahaya malam Paskah, yakni praeconium paschale (Pujian Paskah). Dalam bentuk puitis Pujian Paskah memberikan sebuah penafsiran yang sangat mengesankan dari perayaan malam paskah dan juga misteri paskah secara keseluruhan. Dalam Ritus Romawi sejak akhir abad pertengahan muncullah Pujian Paskah (dari Liturgi Galia) yang disebut sesuai dengan kata pertama Exsultet. Ada berbagai rumusan untuk upacara cahaya. 

  3. Perayaan Baptis: Sejak abad ke 4 sudah menjadi kebiasaan bahwa di banyak gereja pembaptisan dibuat pada malam Paskah. Malam Paskah dihubungkan secara sangat erat dengan perayaan pembaptisan. Praksis ini berakar pada pandangan tradisional tentang perayaan Paskah: Paskah merupakan peralihan dari kematian menuju kehidupan, Paskah sebagai awal baru dari kehidupan. Dalam liturgi di Yerusalem ritus baptis bukanlah sebuah elemen yang berdiri sendiri dari vigili Paskah. Ibadat pembaptisan berlangsung pada saat yang bersamaan dengan waktu vigili umat dan dilakukan di tempat yang terpisah, yakni di baptisterium (kapel baptis). Pada akhir bacaan dari Perjanjian Lama mereka yang baru dibaptis berarak secara meriah ke dalam gereja dan mereka merayakan ekaristi untuk pertama kali bersama dengan seluruh jemaat.

  4. Perayaan Ekaristi: Dalam perayaan malam vigili Paskah di Yerusalem pada abad ke 4/5, perayaan ekaristi dilengkapi dengan liturgi sabda sendiri dan liturgi ekaristi. Struktur yang hampir sama terdapat juga dalam ritus romawi sampai dengan reformasi liturgi terakhir sesudah konsili Vatikan II. Bacaan-bacaan dari liturgi sabda dibedakan dari bacaan-bacaan selama vigili. Bacaan-bacaan tersebut berisikan keseluruhan pengajaran Paskah dan pesan dari kematian dan kebangkitan Kristus.

b. Kemunculan Triduum Paskah dan Pekan Suci

Menjelang akhir abad ke 4 perayaan Malam Paskah mulai mengalami perluasan. Dari satu perayaan Malam Paskah berkembanglah Triduum Sacrum dan Pekan Suci. Dasar dari kemunculan Triduum sacrum adalah pergeseran jadwal perayaan Paskah dari 14/15 Nisan (quartodeciman) ke perayaan Paskah pada hari Minggu. Ketika perayaan Paskah hari Minggu menjadi norma umum di kalangan umat Kristen pada waktu itu, maka karakter perayaan Paskah juga mengalami pergeseran. Yang dimaksud adalah perubahan dari makna paskah sebagai peringatan sengsara dan pengorbanan sebagai Anak Domba Paskah menuju paskah sebagai perayaan kebangkitan-Nya. Praktisnya fokus perayaan Paskah pada hari Minggu terutama pada tema kebangkitan Tuhan. Namun, hal ini bukan berarti bahwa tema tentang sengsara hilang sama sekali. Pada abad ke 4, tema sengsara mendapat tempatnya dalam perayaan Jumat Agung.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun