Dalam tradisi Alexandria (Philo dan Origenes), Paskah dimengerti sebagai peralihan ( / transitus). Yang dimaksud adalah peralihan (transitus) dari duka menuju kegembiraan, dari belenggu menuju kebebasan, dari keadaan yang lama menuju yang baru. Subjek dari transitus tersebut adalah manusia yang beralih dari kematian menuju kebangkitan, dari hidup menurut daging menuju hidup menurut roh, dari cara hidup yang lama menuju cara hidup yang baru.Â
Gereja Barat (Latin) menggabungkan dua tradisi di atas. Menurut St. Agustinus, Paskah adalah transitus per passionem (peralihan melalui penderitaan). Paskah berasal dari bahasa Ibrani, dan kata tersebut diterjemahkan bukan dengan "penderitaan" (passionem), melainkan dengan "peralihan" (transitum). Melalui penderitaan-Nya Kristus beralih dari kematian menuju kehidupan. Dengan demikian kita juga beralih dari kematian menuju kehidupan.
B. Perkembangan Perayaan Paskah pada Abad ke 4
Pada pembahasan sebelumnya kita sudah melihat bahwa inti perayaan Paskah di kalangan jemaat Kristen awal hanya mencakup malam vigili Paskah dengan 50 hari Pentakosta sebagai masa sukacita. Abad ke 4 dan 5 merupakan sebuah periode di mana inti dari perayaan Paskah mengalami perkembangan yang berarti. Perkembangan pada abad ke 4 tersebut memberikan pengaruh yang pengaruh yang sangat besar bagi liturgi paskah di Gereja Timur dan Gereja Barat sampai sekarang ini. Perkembangan yang dimaksud adalah:
Memperkaya perayaan malam paskah dengan memasukkan perayaan inisiasi dan upacara cahaya.
Pembentukan Triduum Sacrum dari Jumat Agung sampai Malam Paskah / Minggu Paskah, dan juga pembentukan pekan suci.
Tematisasi historis dari Pentakosta / perkembangan Pesta Pentakosta dengan Hari Raya Kenaikan Tuhan.
Munculnya masa persiapan (sebelum puasa paskah) yang kemudian berkembang menjadi Quadragesima (40 hari masa Prapaskah).
Vigili Paskah di Yerusalem pada abad 4 / 5 Masehi
Perayaan malam paskah dengan segala kompleksitasnya merupakan warisan liturgi Yerusalem. Karena itu pada bagian ini fokus pembahasan kita adalah Vigili paskah di Yerusalem. Untuk merekonstruksi perayaan Vigili Paskah di Yerusalem pada sekitar abad ke 4 dan ke 5 kita memiliki sumber-sumber yang sangat penting. Salah satu yang terpenting adalah berita perjalanan (Itinerarium Egeriae) yang disusun oleh seorang "suster" dari Galia (Prancis) bernama Egeria. Laporan ini memberikan kepada kita sebuah gambaran yang terpercaya tentang perayaan liturgi di Yerusalem pada abad ke 4, secara khusus perayaan Paskah.
Ada juga Lectionarium Armenia dari Yerusalem (tata bacaan tertua) yang memberikan informasi tentang bacaan-bacaan Kitab Suci dan nyanyian-nyanyian dari Liturgi Yerusalem pada abad ke 5.