Mohon tunggu...
Wiliams Flavian Pita Roja
Wiliams Flavian Pita Roja Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bachelor of Philosophy

Sarjana Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perayaan Paskah pada Jemaat Gereja Perdana

6 April 2024   23:47 Diperbarui: 6 April 2024   23:51 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Vigili (berjaga). Satu hal yang pasti yang dapat diketahui dari vigili para quartodecimaner adalah bahwa Keluaran 12 dibacakan. Sesudah itu menyusul diskusi dan penjelasan tentang bacaan tersebut. Nada eskatologis mewarnai perayaan vigili Paskah. Sebagaimana orang Yahudi menantikan penuh harapan kedatangan Mesias pada malam Paskah, demikian juga orang-orang Kristen percaya bahwa malam Paskah merupakan suatu peristiwa kedatangan Tuhan kembali. 

  • Perayaan Paskah. Sekitar tengah malam puasa selesai dan perayaan Paskah dimulai. Orang-orang Kristen mewarisi tradisi paskah Yahudi yang dirayakan dengan perjamuan kegembiraan. Perjamuan Paskah memiliki bentuk-bentuk berikut: Makanan Pembuka, Piala anggur pertama, Makanan Utama (roti disajikan), Piala anggur kedua, Perjamuan makan, Piala anggur ketiga

  • Berdasarkan uraian di atas maka kita bisa membuat beberapa hal penting sehubungan dengan perayaan Paskah Gereja awal:

    • Paskah dirayakan pada satu malam saja (malam Paskah). Perayaan hanya terdiri dari satu ibadat saja yang berlangsung sampai tengah malam, dan bahkan diperluas sampai waktu ayam berkokok pada pagi hari.

    • Struktur perayaan Malam Paskah terdiri dari dua fase, yakni fase duka cita dan fase kegembiraan.

    • Fase duka ditandai pertama-tama dengan puasa. Orang berpuasa sekurang-kurangnya satu kali, yaitu pada hari kematian Yesus (14 Nisan). Yang paling lazim adalah puasa selama dua hari, yakni pada Jumat Agung dan Sabtu Suci. Dalam kasus ini, Paskah dirayakan pada hari Minggu. Motif penting dari puasa adalah berduka atas diambilnya 'mempelai". Motif puasa ini berdasar pada interpretasi Mrk 2:20: Selama mempelai ada di tengah-tengah para murid, mereka tidak berpuasa. Tetapi pada saat mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Akhir puasa merupakan awal dari fase kegembiraan.

    • Bagian terakhir dari fase duka dan peralihan dari fase sukacita dirayakan bersama-sama secara liturgis: Perayaan Vigili. Ini merupakan elemen yang masih tetap ada di dalam perayaan malam paskah kita. Orang berjaga karena mereka menantikan kedatangan Kristus pada malam Paskah. Perayaan vigili, masa untuk berjaga dan menanti kedatangan Mesias, dilakukan dalam perayaan liturgis, yakni melalui pembacaan Kitab Suci (Kel 12), Penafsiran dan Khotbah, dan Doa. Jadi, perayaan vigili sebenarnya diwarnai dengan sebuah ritme dasar, yakni pembacaan Kitab Suci dan Doa.  Dua ritme ini merupakan prinsip mendasar dari perayaan Paskah sampai saat ini.

    • Sesudah puasa ditutup, maka mulailah fase kegembiraan. Bagian yang paling mendasar dari perayaan Paskah sebenarnya terdapat dalam puasa dan selesainya puasa. Vigili Paskah sebagai masa penantian pada awalnya benar-benar diarahkan pada kedatangan Kristus pada malam itu. Orang berpuasa (membaca Kitab Suci, menafsirkannya, berdoa) sampai sekurang-kurangnya tengah malam sampai waktu ayam berkokok pada pagi hari (sekitar jam 3 subuh).

    • Paskah merupakan sebuah perayaan kebangkitan, namun diarahkan terutama pada kedatangan sang Mesias. Vigili Paskah dengan bacaan Kitab Suci dan doa pada dasarnya adalah persiapan adventus (kedatangan Mesias).

    d. Makna ganda dari Paskah

    Di kalangan Gereja awal kata Paskah ditafsirkan atas dua cara. Dalam teologi Gereja-gereja di Asia Kecil paskah dimengerti sebagai penderitaan atau sengsara. Secara etimologis kata Yunani berasal dari kata kerja (menderita) atau dari bahasa Latin passio (sengsara atau penderitaan). Tradisi teologis ini menekankan paskah terutama sebagai peringatan sengsara Kristus.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun