Mohon tunggu...
Wild flower
Wild flower Mohon Tunggu... -

Tukang baca yang sedang berusaha merangkai kata.

Selanjutnya

Tutup

Drama Pilihan

Panggung Kematian

8 Juli 2016   18:20 Diperbarui: 8 Juli 2016   18:32 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku yang mengakhiri segala bentuk kesakitan, agar tubuh terbebas dari siksaan dera, namun pada akhirnya aku pula yang disalahkan dalam tangis dan teriak mereka. 

Aku kejam , aku pembunuh, aku tak punya hati, dan aku selalu digambarkan sebagai malaikat pencabut nyawa , berbaju hitam dengan serigai jahat  tak berhati nurani.

Padahal aku hanya menjalankan tugasku, itu saja !

Coba kau bayangkan Kehidupan , bila aku berdemo dan tak mau lagi menjalankan tugasku sebagai pembawa kematian, jika ku minta perlakuan yang sama dari mereka, agar menerimaku penuh syukur dan tawa, seperti cara mereka menerimamu. Juga melukisku dengan lebih baik, dengan jubah putih dan lingkaran hello  dan wajah yang cantik, meski kita tak berwajah, apa jadinya hidup mereka ?

Mereka menua, tanpa bisa mati

Mereka sakit tanpa bisa mengakhiri segala kesakitan dan penderitaan mereka

Dunia dengan keluasan yang sama, tak mampu bertambah luas, untuk menampung mereka

Sedang kerja mereka, hanya beranak pinak, tanpa memperdulikan dunia.

Coba kau bayangkan Kehidupan, apa jadinya nasib mereka ?



JEDA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun