Mohon tunggu...
Wild flower
Wild flower Mohon Tunggu... -

Tukang baca yang sedang berusaha merangkai kata.

Selanjutnya

Tutup

Drama Pilihan

Panggung Kematian

8 Juli 2016   18:20 Diperbarui: 8 Juli 2016   18:32 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : http://media.viva.co.id/

Pada kehidupan , Kematian berujar :

Untuk segala  sesuatu yang hidup, Suatu saat , Aku pasti akan datang .  Aku akan datang dengan berbagai wujudku. Entah ku sapa dalam senyum kedamaian, penyakit, malapetaka, bencana, kecelakaan, pembunuhan bahkan dalam ledakan bom bunuh diri seperti yang baru baru ini terjadi. Semua itu adalah karyaku, dan semua itu adalah wujudku. Maka bersiaplah dan terimalah aku !

Aku tak perlu tahu, juga tak mau tahu, bagaimana mereka menerima semua itu. Dengan senyum bahagiakah, atau dengan tangisan penyesalan, dengan penerimaan penuh dan ikhlas atau dengan amarah, dengan ketakutan atau keberanian,  dengan tidak percaya  atau  dengan beriman dan beragama,  Aku juga tetap  akan datang pada yang  tak memeluk agama sekalipun. Aku tak perduli kau Tionghua atau Jawa, Amerika atau Indonesia, Sudah bersunat atau belum bersunat, bahkan aku tak perduli apakah kau sudah membayar hutang mu atau masih asik berkorupsi.

pada setiap kehidupan yang kau berikan, akan kau jumpai aku pada akhirnya. 

Sehebat apapun kau bersembunyi, tak akan pernah kau luput dari waktu yang sudah ku tetapkan.

Kau pikir aku akan perduli tentang siapa kamu ? 

Apa Kau pikir aku takut dan tidak menghampirimu jika kamu  :

Pejabat politik yang kebal dan imun terhadap  segala bentuk hukum dan terbebas dengan status diplomasimu ? 

Milyader , Taipan, Mafia, Artis top papan atas, Pemuka Agama, Anak Raja , Anak Presiden atau Anak Menteri ?

Hua hua hua hua, Manusia  Lucu  sekali kamu!

Kamu pikir , aku bisa disogok dengan uang , seperti yang selama ini kamu lakukan di persidangan, agar terbebas dari hukuman ?

Atau kamu pikir aku takut, pada ancamanmu ? 

Hua hua hua hua

Aku tak berayah, tak beribu, tak beranak, tak punya satu apapun jua untuk ku takuti. Tanpa hasrat untuk  memiliki sesuatu apapun  , membuatku kebal terhadap semua bujuk rayu, serta segala rasa takut macam kalian.

Aku hanya memiliki satu tujuan,  dan tujuanku jelas, tanpa bisa dialihkan. 

"Akulah kematian, yang akan datang mengambil semua bentuk kehidupan fana." 

Itulah takdirku, itulah tujuan dan itulah asal muasalku.

Pertanyaan Kematian pada Kehidupan :

Aku heran, kenapa kedatanganmu selalu disambut dengan penuh gembira oleh Manusia. Dalam setiap tangisan bayi, selalu tawa mereka merekah, dan selalu saja doa penuh syukur dipanjatkan pada Sang Pencipta.

Lalu kenapa kehadiranku begitu dibenci mereka ?

Aku selalu digambarkan sebagai iblis jahat perengut kehidupan. Padahal aku hanya menjalankan tugas, sama seperti kamu. Aku yang meluruhkan daun daun kering, agar memberi tempat bagimu untuk menunaskan kembali daun daun baru.

Dari Kematian yang ku sebarkanlah , tanah tanah menyubur dan siap untuk kau tabur.

Aku yang mengakhiri segala bentuk kesakitan, agar tubuh terbebas dari siksaan dera, namun pada akhirnya aku pula yang disalahkan dalam tangis dan teriak mereka. 

Aku kejam , aku pembunuh, aku tak punya hati, dan aku selalu digambarkan sebagai malaikat pencabut nyawa , berbaju hitam dengan serigai jahat  tak berhati nurani.

Padahal aku hanya menjalankan tugasku, itu saja !

Coba kau bayangkan Kehidupan , bila aku berdemo dan tak mau lagi menjalankan tugasku sebagai pembawa kematian, jika ku minta perlakuan yang sama dari mereka, agar menerimaku penuh syukur dan tawa, seperti cara mereka menerimamu. Juga melukisku dengan lebih baik, dengan jubah putih dan lingkaran hello  dan wajah yang cantik, meski kita tak berwajah, apa jadinya hidup mereka ?

Mereka menua, tanpa bisa mati

Mereka sakit tanpa bisa mengakhiri segala kesakitan dan penderitaan mereka

Dunia dengan keluasan yang sama, tak mampu bertambah luas, untuk menampung mereka

Sedang kerja mereka, hanya beranak pinak, tanpa memperdulikan dunia.

Coba kau bayangkan Kehidupan, apa jadinya nasib mereka ?



JEDA

Ada tugas menanti sang pencabut nyawa. Hari ini seorang bayi mati, katanya karena terkena vaksin palsu. Juga ada pelaku bom bunuh diri yang membuat tugasnya bertambah banyak saja. Belum lagi kecelakaan, karena pemudik yang cerobah dan tak sayang nyawa. Sungguh manusia edan, sudah banyak tugas kematian tanpa perlu ditambah dengan segala bentuk kebodohan mu itu.

INTERMEZO SEJENAK DI LAIN TOPIK

Tahukah kamu kehidupan, bahwa sebenarnya aku juga punya sedikit hati, saat ku cabut nyawa Pak Tua yang kini sedang menghadapi Sarkatul maut, aku merasa sangat sedih. Pak Tua itu suka sekali berbagi cerita dan dongeng pada anak anak di rumah bercat putih. aku selalu  ikut terbuai pada cerita Pak Tua itu, sampai lupa harus mencabut nyawa anak yang terkena Cancer, dan sebagai akibatnya, aku terkena Skors . Tapi tak mengapa,Aku senang , kini ku lihat anak itu sudah sembuh dan bisa bermain dan tertawa lagi.

Sudah dulu sementara, nanti kita sambung lagi.

Aku  sudah  diingatkan untuk segera mencabut nyawa Pak Tua, deadline sudah menanti, setelah 3 kali ku tunda, karena aku masih ingin mendengar ceritanya, juga aku masih ingin melihat tawa anak-anak disekelilingnya.  

Kamu beruntung sobatku , kehidupan, kamu selalu ditemani tawa dalam segala tugasmu. Aku , aku hanya bisa mencuri curi sedikit tawa tawa dalam setiap jam kunjunganku.

Akhir Jeda, kembali ke Topik

Bisakah kau bayangkan kehidupan,

Didunia yang tanpa aku ?

Dunia yang dipenuhi orang- orang serakah, 

yang sibuk mengeksploitasi alam, dan membabat pohon, 

merusak sungai, mengeduk lautan, membor bumi

akan jadi apa dunia ini , bila aku tak datang mencabut nyawa mereka ?

Di dunia tanpa bahan pangan yang cukup, pasti akan ada banyak sekali bentuk kejahatan,

Di dunia yang sudah penuh polusi, pasti akan ada banyak sekali penyakit, sebut saja asap asap hasil pembakaran hutan , yang asapnya membuat bayi baru lahirpun tak bisa berjemur dan sakit paru.

Belum ikan ikan , kerang, yang terkena racun mercury,........

Dunia ini penuh dengan  orang orang serakah,  yang  menyimpan semua hasil bumi bagi perut mereka yang rakus

dan membiarkan tanpa sedikitpun perduli, bahwa tindak mereka membuat perut anak anak tertinggal membusung lapar .

Padahal sobatku Kehidupan, pernah ku dengar ada seorang manusia yang cukup bijak pernah berkata :

“Earth provides enough to satisfy every man's need but not every man's greed”.  ***

Namun perkataan orang bijak itu, selalu tak cukup gaung untuk dicamkan, dan diingat oleh para manusia manusia bodoh dan serakah itu. Maka aku harus datang dalam bentukku yang terliar, yang terganas, dan terdasyat, agar mereka  sedikitnya bisa belajar pada kedatanganku itu.

Aku datang dalam banjir besar, aku datang dalam Tsunami, dalam gempa bumi, ku guncang- guncangkan keyakinan mereka, agar bila mereka takut pada kedatanganku, paling tidak mereka teringat akan kamu, kehidupan yang harus mereka hormati dan mereka hargai.

Ku guncang mereka pada sakitnya penyakit, agar sesaat sebelum ajal, mereka bisa teringat lagi pada sebab musabab keberadaan mereka.

Epilog

Aku kematian, hanya datang untuk mencabut raga. Aku tak punya kuasa atas jiwa.

Jadi jangan salahkan kedatanganku bila ajal menjemputmu. Bila jiwamu mati, itu hanya karena ulahmu sendiri. Kamulah yang tak pernah mau berhenti untuk mendengar nurani. Kamu juga tak pernah mau menuruti bisik bisiknya untuk tak tergoda oleh semua nafsu dan kenikmatan semu. 

Jadi jangan salahkan aku , kematian, karena tugasku hanya membebaskan jiwamu dari raga yang menua.

Salam dari Kematian yang selalu dikambinghitamkan atas nama derita.

*** Quote  by  Mahatma Gandhi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun