Mohon tunggu...
Wildan Ramadhani
Wildan Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya sangat suka sekali mendengarkan musik, membuat design seperti majalah digital ataupun brosur.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tangga-Tangga Menuju Bintang

30 Januari 2024   16:42 Diperbarui: 5 Februari 2024   18:23 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Larasati: "Iyaa Ibu,  Aku akan segera  sarapan. Terima kasih Pak, Bu atas doanyaa."

Bapak Slamet: "Tidak perlu terima kasih, Nak. Kami selalu mendukungmu dalam setiap langkah."

Ibu Ani: "Pastikan kamu memberikan yang terbaik dalam mengajar, ya. Anak-anak itu sangat beruntung memiliki guru seperti kamu."

Larasati: "Terima kasih, Ibu. Aku akan memberikan yang terbaik."

[Semua tersenyum bahagia sambil bersiap-siap menyambut hari yang baru.]

Tiga tahun berlalu sejak Larasati menjadi guru di sebuah sekolah dasar di desa kecil. Meskipun mencintai pekerjaannya, dia merasa terinspirasi untuk mengejar impian pribadinya menjadi seorang PNS. Dengan tekad kuat, Larasati mengikuti seleksi PNS sambil tetap mengajar di sekolah. Minggu demi minggu berlalu, Larasati terus mengikuti ujian dan tahapan seleksi lainnya. Dia harus berjuang melalui berbagai rintangan dan tantangan, termasuk mengatur waktu dengan cerdas antara mengajar dan belajar untuk seleksi PNS. Namun, dengan kegigihan dan dukungan dari keluarga serta rekan-rekannya, Larasati terus maju dengan tekad yang tidak pernah luntur.  Akhirnya, hari pengumuman hasil seleksi PNS tiba. Dengan hati berdebar, Larasati membuka surat pemberitahuan yang dikirim oleh panitia seleksi.

Larasati membuka surat pemberitahuan dengan hati berdebar, sambil kedua orang tuanya duduk di ruang tamu.


Larasati: (dengan suara gemetar) "Bapak, Ibu, ini hasil seleksinya... (menahan tangis) Aku... aku diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil."

Bapak Slamet: (dengan senyum bangga) "Wah, itu luar biasa, Nak! Selamat!"

Ibu Ani: (sambil memeluk Larasati) "Betapa bangganya kami padamu, Nak. Ini adalah prestasi yang luar biasa."

Larasati: (tersenyum bahagia) "Terima kasih, Bapak, Ibu. Aku benar-benar senang. Tapi... ada sedikit masalah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun