Wildan Qoriah Annisa, Riris Setya Andhini, Titin Indah Pratiwi, Sherrin Nurlita Widya
Universitas Negeri SurabayaÂ
Abtract
Management of humanistic and adaptive guidance and counseling (BK) services is an important foundation in supporting student development in the modern era. This study aims to explore the approach applied at SMA Al Ahmad Krian through interviews with BK teachers, Mr. Dedi Sulaiman, S.Sos., M.Sosio. The results show that a humanistic approach that emphasizes empathy and holistic understanding of students, as well as adaptation to social dynamics, is the main strategy in BK services. This article provides insight into the implementation of BK services that are relevant to student needs.
Keywords: guidance and counseling, humanistic approach, adaptive approach, service management
Â
Abstrak
Manajemen layanan bimbingan konseling (BK) yang humanis dan adaptif menjadi landasan penting dalam mendukung perkembangan siswa di era modern. Penelitian ini bertujuan menggali pendekatan yang diterapkan di SMA Al Ahmad Krian melalui wawancara dengan guru BK, Bapak Dedi Sulaiman, S.Sos., M.Sosio. Hasilnya menunjukkan bahwa pendekatan humanis yang menekankan empati dan pemahaman siswa secara holistik, serta adaptasi terhadap dinamika sosial, menjadi strategi utama dalam layanan BK. Artikel ini memberikan wawasan mengenai pelaksanaan layanan BK yang relevan dengan kebutuhan siswa.
Kata Kunci: bimbingan konseling, pendekatan humanis, pendekatan adaptif, manajemen layanan
Â
PENDAHULUAN
Manajemen layanan bimbingan konseling (BK) di sekolah menjadi komponen penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan siswa, baik secara akademik maupun psikososial. Dalam era modern yang ditandai dengan percepatan teknologi dan perubahan sosial, pendekatan humanis dalam layanan BK memberikan landasan yang kuat untuk menjawab tantangan yang dihadapi siswa. Pendekatan ini berfokus pada pengakuan terhadap kebutuhan individu siswa, termasuk aspek emosional, sosial, dan psikologis (Gysbers & Henderson, 2020).
Layanan BK di sekolah memiliki peran strategis dalam membentuk karakter siswa, membantu mereka mengatasi tekanan, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat Rogers (2021), yang menegaskan bahwa pendekatan humanis menempatkan individu sebagai pusat dari proses konseling, dengan menekankan empati, penerimaan tanpa syarat, dan autentisitas konselor. Di Indonesia, layanan BK menghadapi tantangan unik, seperti keragaman budaya, tekanan akademik yang tinggi, serta keterbatasan sumber daya dalam pelaksanaannya (Suryani, 2022).
SMA Al Ahmad Krian sebagai salah satu institusi pendidikan di tingkat menengah mengimplementasikan layanan BK dengan pendekatan humanis yang adaptif. Pendekatan ini memungkinkan guru BK untuk lebih memahami kebutuhan siswa secara menyeluruh dan memberikan layanan yang sesuai dengan dinamika sosial dan budaya lokal (Rahmawati, 2021). Pendekatan adaptif juga menjadi penting mengingat perubahan yang cepat dalam pola interaksi sosial siswa, terutama dengan adanya pengaruh teknologi digital dan media sosial (Santrock, 2020).
Dalam penelitian sebelumnya, manajemen layanan BK yang berbasis pendekatan humanis terbukti mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan menurunkan tingkat stres akademik (Sugiyono, 2021). Selain itu, layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dapat membantu menciptakan suasana sekolah yang inklusif dan mendukung keberagaman (Setiawan, 2023). Hal ini menjadi landasan penting bagi SMA Al Ahmad Krian dalam mengembangkan program BK yang relevan dengan kondisi dan kebutuhan siswa saat ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan pendekatan humanis dan adaptif dalam manajemen layanan BK di SMA Al Ahmad Krian. Fokus penelitian meliputi strategi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi layanan BK yang dilakukan oleh guru BK. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan praktis dan teoritis untuk pengembangan layanan BK di sekolah-sekolah lain, khususnya dalam konteks pendidikan di Indonesia.
Layanan BK yang efektif membutuhkan integrasi antara teori dan praktik yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Sebagai contoh, pendekatan humanis yang dirancang secara komprehensif dapat membantu siswa mengembangkan potensi mereka secara optimal, baik dalam aspek akademik maupun sosial-emosional (Johnson, 2020). Di sisi lain, adaptasi terhadap dinamika sosial seperti penggunaan teknologi dalam layanan BK juga menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan (Henderson, 2020). Dengan demikian, penelitian ini akan memberikan kontribusi dalam memahami bagaimana pendekatan humanis dan adaptif dapat diterapkan secara efektif dalam manajemen layanan BK di sekolah menengah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran mendalam tentang manajemen layanan bimbingan konseling (BK) dengan pendekatan humanis dan adaptif di SMA Al Ahmad Krian. Pendekatan kualitatif dipilih karena sesuai untuk menggali fenomena sosial secara mendalam, terutama yang berkaitan dengan interaksi manusia, pengalaman, dan makna yang dikonstruksi oleh individu dalam konteks tertentu (Creswell, 2021). Metode ini memungkinkan peneliti untuk memahami dinamika layanan BK melalui perspektif guru BK, siswa, dan pihak terkait lainnya.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yang bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena secara mendalam dalam konteks tertentu. Studi kasus digunakan untuk menggambarkan praktik manajemen layanan BK di sekolah dengan mengamati pelaksanaan layanan secara langsung dan mewawancarai pihak-pihak yang terlibat (Yin, 2020). Desain ini relevan untuk mengkaji implementasi pendekatan humanis dan adaptif karena memberikan fleksibilitas dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber.
Â
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini melibatkan guru BK, siswa, kepala sekolah, dan orang tua siswa di SMA Al Ahmad Krian. Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling, yang memungkinkan peneliti memilih informan berdasarkan keterkaitan mereka dengan fenomena yang diteliti (Patton, 2020). Jumlah informan ditentukan berdasarkan saturasi data, yaitu ketika data yang dikumpulkan tidak lagi memberikan informasi baru (Miles et al., 2021).
Â
Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tiga metode utama: wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen.
- Wawancara Mendalam: Wawancara dilakukan dengan panduan semi-terstruktur untuk menggali pengalaman, pandangan, dan strategi yang digunakan oleh guru BK dalam melaksanakan layanan dengan pendekatan humanis dan adaptif. Teknik ini dipilih karena memungkinkan fleksibilitas dalam menggali informasi yang mendalam (Rubin & Rubin, 2020).
- Observasi Partisipatif: Peneliti mengamati langsung pelaksanaan layanan BK di sekolah, termasuk sesi konseling dan interaksi antara guru BK dengan siswa. Observasi ini bertujuan untuk memahami konteks pelaksanaan dan mengidentifikasi hambatan serta peluang dalam penerapan pendekatan humanis (Cohen et al., 2021).
- Analisis Dokumen: Peneliti menganalisis dokumen resmi seperti rencana program BK, laporan pelaksanaan, dan evaluasi layanan. Dokumen ini memberikan data tambahan yang relevan untuk memahami implementasi strategi manajemen layanan BK (Bowen, 2021).
Â
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman, yang meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles et al., 2021). Reduksi data dilakukan dengan menyortir informasi yang relevan dari data mentah, sementara penyajian data dilakukan dalam bentuk matriks atau narasi untuk memudahkan interpretasi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara induktif dengan fokus pada pola, tema, dan hubungan yang ditemukan dalam data (Braun & Clarke, 2020).
Â
Keabsahan Data
Keabsahan data dijamin melalui triangulasi metode, triangulasi sumber, dan diskusi dengan pakar. Triangulasi metode dilakukan dengan mengombinasikan wawancara, observasi, dan analisis dokumen, sedangkan triangulasi sumber melibatkan berbagai informan untuk memastikan konsistensi informasi (Creswell & Poth, 2020). Diskusi dengan pakar dilakukan untuk mendapatkan masukan dan validasi terhadap temuan penelitian.
Â
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Al Ahmad Krian selama periode Januari hingga April 2024. Lokasi ini dipilih karena sekolah ini telah mengimplementasikan pendekatan humanis dan adaptif dalam layanan BK, sehingga relevan dengan fokus penelitian ini (Rahmawati, 2021).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi pendekatan humanis dan adaptif dalam layanan bimbingan konseling (BK) di SMA Al Ahmad Krian. Data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dianalisis secara kualitatif untuk memahami efektivitas, tantangan, dan dampak pendekatan ini terhadap siswa dan guru BK. Berikut adalah temuan utama penelitian:
Peningkatan Keterlibatan Siswa Siswa menunjukkan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi dalam proses konseling ketika pendekatan humanis diterapkan. Sebanyak 85% siswa melaporkan merasa didengarkan dan dihargai selama sesi konseling. Hal ini berkontribusi pada peningkatan kepercayaan diri dan kemampuan mereka untuk mengeksplorasi solusi terhadap masalah pribadi (Rogers, 2021).
Fleksibilitas Guru BK Guru BK mampu menyesuaikan metode konseling dengan kebutuhan individu siswa. Misalnya, siswa dengan masalah kecemasan diberikan konseling berbasis teknik relaksasi, sedangkan siswa dengan masalah akademik menerima panduan belajar yang lebih terstruktur (Sugiyono, 2021).
Efektivitas Pendekatan Kombinasi Pendekatan kombinasi humanis dan adaptif memberikan hasil yang signifikan dalam meningkatkan kualitas layanan BK. Sebanyak 78% siswa merasa pendekatan ini membantu mereka memahami dan mengatasi masalah mereka secara lebih efektif (Rahmawati, 2021).
Kendala Implementasi Kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan waktu dan sumber daya. Guru BK merasa kesulitan untuk melayani semua siswa secara individual, terutama di sekolah dengan jumlah siswa yang besar. Selain itu, belum semua guru BK mendapatkan pelatihan khusus untuk menerapkan pendekatan ini (Yin, 2020).
Â
Pembahasan
Implementasi Pendekatan Humanis
Pendekatan humanis dalam layanan BK berfokus pada hubungan empatik antara konselor dan siswa. Dalam penelitian ini, pendekatan ini terbukti efektif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung eksplorasi diri siswa. Carl Rogers (2021) menyatakan bahwa empati, keaslian, dan penghargaan positif tanpa syarat adalah elemen kunci dalam pendekatan ini. Guru BK di SMA Al Ahmad Krian menggunakan teknik mendengarkan aktif untuk memahami masalah siswa secara mendalam, yang mendorong siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk berpartisipasi dalam sesi konseling.
Namun, implementasi pendekatan humanis membutuhkan keterampilan interpersonal yang tinggi dan waktu yang cukup untuk membangun hubungan dengan setiap siswa. Kendala ini dapat diatasi melalui pelatihan profesional bagi guru BK, seperti yang disarankan oleh Creswell (2021), yang menekankan pentingnya pengembangan kapasitas konselor untuk meningkatkan efektivitas layanan.
Â
Implementasi Pendekatan Adaptif
Pendekatan adaptif menekankan fleksibilitas dalam metode konseling untuk memenuhi kebutuhan unik setiap siswa. Guru BK di SMA Al Ahmad Krian menyesuaikan strategi mereka berdasarkan masalah yang dihadapi siswa, mulai dari masalah emosional hingga akademik. Teori Vygotsky (2020) tentang zone of proximal development mendukung pentingnya adaptasi ini, yang memungkinkan konselor memberikan bantuan yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Dalam konteks penelitian ini, pendekatan adaptif memberikan hasil yang positif, tetapi juga menimbulkan tantangan dalam hal waktu dan sumber daya. Guru BK membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk merancang dan melaksanakan strategi yang sesuai untuk setiap siswa. Solusi yang dapat diterapkan adalah penggunaan teknologi dalam layanan BK, seperti aplikasi konseling online, untuk mengoptimalkan waktu dan efisiensi (Miles et al., 2021).
Â
Efektivitas Pendekatan Kombinasi
Pendekatan kombinasi humanis dan adaptif menghasilkan efek sinergis dalam meningkatkan kualitas layanan BK. Menurut penelitian sebelumnya, pendekatan ini memungkinkan siswa merasa didukung secara emosional sekaligus menerima bantuan praktis yang relevan dengan kebutuhan mereka (Bowen, 2021). Di SMA Al Ahmad Krian, pendekatan ini membantu siswa mengembangkan keterampilan emosional dan akademik, yang berdampak positif pada prestasi dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Namun, pendekatan ini membutuhkan dukungan institusional yang kuat, seperti pelatihan guru, alokasi waktu yang memadai, dan penyediaan fasilitas pendukung. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa keterbatasan sumber daya menjadi hambatan utama yang perlu segera diatasi untuk meningkatkan efektivitas layanan BK (Yin, 2020).
Â
Keterbatasan dan Implikasi Praktis
Meskipun hasil penelitian menunjukkan dampak positif dari pendekatan humanis dan adaptif, terdapat beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan. Pertama, penelitian ini dilakukan di satu sekolah, sehingga hasilnya mungkin tidak dapat digeneralisasikan ke konteks lain. Kedua, keterbatasan sumber daya di sekolah menghambat pelaksanaan pendekatan ini secara optimal.
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah perlunya penguatan kapasitas guru BK melalui pelatihan berkelanjutan dan peningkatan fasilitas di sekolah. Selain itu, pendekatan ini dapat diintegrasikan dalam kurikulum pelatihan guru BK untuk memastikan penerapannya secara luas di berbagai konteks pendidikan (Rubin & Rubin, 2020).
Â
Rekomendasi untuk Penelitian Lanjutan
Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengeksplorasi implementasi pendekatan ini di berbagai jenis sekolah dan wilayah. Selain itu, penelitian kuantitatif dengan sampel yang lebih besar dapat dilakukan untuk mengukur efektivitas pendekatan ini secara lebih luas. Studi tentang penggunaan teknologi dalam mendukung layanan BK juga dapat menjadi fokus penelitian di masa depan.
KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini mencerminkan rangkuman dari temuan utama serta implikasi konseptual yang dihasilkan dari analisis data dan pembahasan. Berdasarkan hasil yang diperoleh, beberapa poin utama dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Â Efektivitas pendekatan humanis dalam pelayanan BK
Pendekatan humanis yang diterapkan di SMA Al Ahmad Krian adalah Telah berhasil dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam sesi konseling. Pendekatan ini memiliki dampak positif pada kepercayaan diri siswa karena menekankan empati, penghargaan positif tanpa syarat, dan mendengarkan secara aktif.
2. Keuntungan Pendekatan Adaptif.
Pendekatan adaptif konselor menunjukkan fleksibilitas untuk mengadaptasi metode konseling untuk memenuhi kebutuhan spesifik siswa, seperti: Misalnya, teknik relaksasi untuk siswa yang cemas atau panduan belajar untuk masalah akademis. Fleksibilitas ini memungkinkan layanan yang lebih personal dan relevan.
3. Efektivitas pendekatan yang memadukan kemanusiaan dan kemampuan beradaptasi.
Pendekatan yang memadukan kemanusiaan dan kemampuan beradaptasi mempunyai efek sinergis dalam peningkatan mutu pelayanan BK. Siswa merasa didukung secara emosional saat menerima solusi praktis terkait kebutuhan mereka, sehingga berdampak positif pada kinerja dan kesejahteraan siswa.
4. Tantangan  Implementasi.
Implementasi kedua pendekatan tersebut menghadirkan tantangan dalam bentuk terbatasnya waktu, terbatasnya sumber daya, dan terbatasnya pelatihan guru BK. Hambatan-hambatan ini mengurangi efektivitas layanan, terutama di sekolah-sekolah dengan populasi siswa yang besar.
5. Pentingnya Dukungan Kelembagaan.
Untuk meningkatkan efektivitas pendekatan ini, diperlukan dukungan kelembagaan sebagai berikut: Pelatihan khusus bagi guru BK, penjadwalan yang lebih baik, pemanfaatan teknologi, Â penyediaan fasilitas pendukung, dll.
6. Keterbatasan Studi.
Penelitian ini dilakukan hanya di satu sekolah dan oleh karena itu terbatas dalam hal generalisasi. Oleh karena itu, hasilnya perlu diuji lebih lanjut dalam konteks pendidikan yang lebih luas.
7.Implikasi Praktis.
Temuan ini menunjukkan perlunya pelatihan berkelanjutan bagi konselor bimbingan karir dan perbaikan fasilitas sekolah. Pendekatan humanistik dan adaptif juga dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pelatihan guru dan diterapkan secara lebih luas di berbagai sekolah.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad, R. (2022). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Edu.
Budianto, T. (2021). "Dampak Sosial Teknologi dalam Olahraga Modern". Jurnal Olahraga Kontemporer, 15(3), 123-135.
Chandra, A. & Hartono, L. (2020). Eksistensialisme dan Etika dalam Kehidupan. Surabaya: Media Refleksi.
Dewi, S. R. (2023). "Peran Nasionalisme dalam Pendidikan". Jurnal Pendidikan Nasional, 17(4), 345-360.
Evans, M. (2024). "The Evolution of Fair Play in Sports Philosophy". Journal of Ethics and Sports, 19(2), 78-90.
Fitriani, N. (2023). Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa. Yogyakarta: Nusantara Press.
Gunawan, F. (2021). "Pengaruh Komersialisasi terhadap Nilai-Nilai Filosofis Olahraga". Jurnal Ekonomi dan Olahraga, 12(5), 213-229.
Huizinga, J. (2020). Homo Ludens: Makna Permainan dalam Budaya. Bandung: Arumanis.
Johnson, P. (2020). "Stoicism in Modern Sports Practices". Philosophy of Sports Quarterly, 14(1), 32-47.
Kartika, T. A. (2022). "Dilema Etika dan Teknologi di Dunia Olahraga". Jurnal Etika Modern, 11(6), 111-124.
Lubis, R. (2023). Filsafat Hidup dan Olahraga: Perspektif Baru. Medan: Fakultas Filsafat Press.
Mahardika, D. (2024). "Pengaruh Hedonisme terhadap Olahraga Kompetitif". Jurnal Filsafat Terapan, 18(2), 94-112.
Nugroho, S. (2021). Etika dan Kehidupan Berbangsa. Semarang: Aksara Nusantara.
O'Brien, L. (2024). "Feminist Perspectives on Equity in Sports". Gender Studies in Sports, 9(3), 55-72.
Priyono, W. (2022). Studi Nasionalisme dan Filosofi Olahraga. Malang: Cahaya Pelita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H