Ketika sebuah tombak mengarah tubuhnya, tiba-tiba terdengar jeritan dari pemilik tombak. Seseorang telah melempar senjata ke arahnya. Sementara lengan Jaya Kusuma ditarik oleh penunggang kuda.
"Ayo, cepat naik!" teriak pemilik kuda.
Mendengar suara yang tidak asing itu, Jaya Kusuma  langsung naik kuda hitam  yang gagah dan duduk di belakang orang yang memacu kudanya secepat kilat meninggalkan pertempuran, dua ekor kuda dan penumpangnya mengikuti di belakang.
"Ndoro Sawitri, terima kasih, pertolongannya. Bagaimana Ndoro tahu keberadaan hamba?"
 "Aku banyak dibantu oleh pamanku. Dialah yang memberi tahu rencana Patih untuk mengenyahkanmu di sini, Kangmas."
"Betapa mulianya Pangeran  Wasugeni, yang merestui hubungan kita."
"Betul Kangmas. Kita sudah aman, sekarang." Sawitri menghentikan kudanya. Demikian juga dua kuda yang mengikuti.
Ketika turun dari kuda, Jaya Kusuma menghampiri Pangeran Wasugeni.
"Pangeran, terima kasih pertolongannya." Jaya Kusuma langsung jongkok memberi penghormatan.
"Jaya Kusuma, aku titip keponakanku, jagalah dia. Dia sangat mencintaimu."
"Hamba berjanji akan selalu melindunginya, Pangeran."