satu sms lagi masuk, namun ia keburu terlelap. Menjelang sore Olive terbangun.
    Jgn lp bljr fis.
    Uh, dilihatnya sms itu dengan mata masih ngantuk. Astaga, besok ulangan Fisika. Untung si….eh siapa tadi, Olive
mengingat-ingat, oh ya Dad mengingatkan.
     Akhirnyasampai malam Olive berkutat dengan bukunya. Rumus-rumus membingungkan yang harus dihafal diluar kepala, belum lagi
soal-soal yang sulitnya aujubilah. Olive menghabiskan malam panjangnya dengan mata merem melek menahan kantuk karena keinginan untuk mendapat nilai bagus.
     Esok harinya. Badannya terasa lemas dan kepalanya pusing tujuh keliling. Ia sarapan seadanya. Sekerat roti dan secangkir susu hangat.
    Seulas senyum menyambutnya di pintu kelas, saat ia masuk dengan tergesa-gesa. Olive tak begitu memperhatikan hal itu. Gadis itu sibuk mencari tempat duduk. Matanya jelalatan mengarah ke arah bagian belakang kelas. Wah di belakang sudah terisi semua. Ia kalah cepat dengan kunyuk-kunyuk yang sudah menyewa bangku-bangku bagian belakang itu seumur hidup. Maksudnya seumur hidup mereka di kelas itu. Mereka nyengir kuda melihat Olive celingukan mencari tempat duduk. Beberapa anak menunjuk bangku baris depan.
    Olive menghembuskan nafas berat.
    Hanya ada di baris depan! dumelnya kesal. Dengan tak henti-hentinya mengutuk, gadis itu mengambil duduk di sisi Edward, satu-satunya kursi yang kosong. Eh, tapi Edward murid terpandai di kelas, siapa tahu ia bisa mencontek, begitu harapannya.
    Namun harapan itu, hanya tinggal harapan. Ternyata Edward tidak memberinya kebebasan menyalin jawaban. Awas lu! Batin Olive meronta, menjerit, mendelik melihat soal yang baru satu ia kerjakan setelah berkutat setengah jam. Padahal masih ada dua soal lagi yang ada. Alhasil setengah jam berikutnya ia kebut. Kebut tanpa mengerem, walau ia sendiri tak pasti, apa benar jawaban yang ia tulis.
     Sekilas ia melihat kening Edward berkerut sambil melirik jawabannya. Wah ini pasti salah. Ia ngedumel panjang lebar di hati. Diamatinya lagi jawabannya. Duh ternyata rumusnya salah. Cepat-cepat ia merubah rumus, pantas dari tadi dihitung kagak ada jawabannya.