abid jabiri memang sangat menggemari ibn rosyd bahkan buku-buku ibn rosyd di tahqiq (cetak ulang) olehnya, dalam pengantarnya abid jabiri menggambarkan dirinya sangat menguasai betul akan peta filsafat islam. di fashl maqol nya ibn rosyd, abid jabiri mengungkap sejarah filsafat dalam islam dan kenapa bisa terjadi tragedi pengkafiran oleh imam ghozali menggunakan nalar teologi asy’ariyahnya dan kaum sufi, hingga akhirnya fashl maqol di tulis ulang untuk mendamaikan kembali hubungan agama dan filsafat yang sudah di blacklist umat islam gara-gara imam ghozali, dan meluruskan pandangan filsafat islam masriq yang cenderung terjerumus neo platonis. bahkan tahafut tahatut (kerancuan-kerancuan) bukunya ibn rosyd yang mengkritisi kesalahan imam ghozali dalam bukunya tahafut al-falasifah, di tahqiq oleh jabiri. kasyful adillahnya ibn rosyd sampai sekarang saya masih memburu buku itu.
tapi dari atif iroqi saya mendapatkan bukunya yang merangkum bagaimana metode kritik filsafat ibn rosyd terhadap teologi as’ariyah-nya imam gozali, sekali gus kritik terhadap nalar filsafatnya filosof islam masriq (timur) termasuk ibn sina dan al-farobi, bahkan menurutnya ketika ibn rosyd mengkritisi nalar filsafatnya ibn sina, ibn rosyd sekaligus mengkritik kesalahan imam gozali. sebab gozali menyalahkan filsafat bukan dari kacamata filsafat melainkan dari nalar asy’ariyah dan sufi. disinilah kita akan mengetahui betapa tinggi pencapaian filsafatnya ibn rosyd yang banyak dikagumi oleh barat.
oya ba’ sori kelewatan, masalah pandangan Ibn Rusyd mengenai konsep metafisis dan Kausalita dan tentang Akal dalam memahami Nash. saya tidak bisa mengutarakan sekarang, sebab sekarang disini masih ada ujian di kuliah sampai akhir bulan nanti. untuk menjawab itu perlu membuka buku metode kritik ibn rosyd milik atif iroqi dan buku abid jabiri yang kemaren saya lihat ada di maktabah masalah nalar pemahaman alqur’an supaya semuanya jelas dan terperinci.
#Tanggapan Wida Nafis:
Pak Rifa’I dan pembaca budiman,
Kami tunggu klarifikasi tentang 2 point yang kami ajukan itu, bisa kapan-kapan kalau pak Rifa’I memang sdh ada waktu. Yang jelas, kami minta pak Rifa’I mendedahnya dari point of view-nya Ibn Rusyd sendiri dalam karya-karyanya.
Selanjutnya, ada beberapa hal yang perlu diklarifikasikan jg dr statmen pak Rifa’I yang lain.
R:
sedangkan aspek ketuhanan, orang barat belajar kepada ibn rusyd (averrose) murid dari ibn tufail sekaligus ibn bajjah, dalam memahami aspek ketuhanannya (metafisika) filsafat aristoteles sebab hanya ibn rosyd yang memahami itu. sehingga orang barat berani melawan pemahaman ortodok rohaniawan gereja roma yang saat itu agama banyak diselewengkan secara semena-mena bahkan seakan-akan agama dibuat tidak selaras dengan sains (sebagaimana di dalam islam juga).
WN:
Kata siapa dalam histori-nya Islam pernah ada pertentangan antara Agama vs Sains seperti di Barat?. Wah..ni mah lontaran asumtif lagi pak.
Lagian antara perkembangan Sains dengan konsep “spekulatif” Filsafat adalah satu bahasan yang lain. Dan pemikiran Ibn Rushd itu juga bukan muncul karena ada-nya pertentangan Agama dan Sains.
R:
makanya ibn rosyd dikafirkan dan diasingkan oleh kholifah Amir Abu Ya‘la Yusuf Ya’qub al-Mansur sebab pemikirannya membahayakan pemerintah yang ketika itu dipegang otoritas agama rohaniawan kalau di islam kholifah.