Saat menuliskan surat ini, aku tahu bahwa surat ini akan segera sampai ke tanganmu tak lama setelah kematianku. Karena aku yakin, bahwa kematianku itu kelak akan menuntun langkah kakimu menuju ke tempat dimana aku menitipkan surat ini sebelum aku pergi menemuimu di tempat kita biasa minum secangkir kopi dahulu.
Sayang,
Aku tahu bahwa aku tidak akan pernah sempat untuk menceritakan semua ini, serta meminta maaf padamu. Dan melalui surat ini, izinkan aku menyampaikan permintaan maafku, semoga setelah kamu membaca surat ini kamu mau memaafkanku, kenapa dahulu aku pergi meninggalkanmu.
Sayang,
Di akhir surat ini, aku hanya ingin mengatakan bahwa perasaanku padamu masih sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah. Di mataku kamu masih tetap cantik seperti dulu dan akan selamanya begitu.Â
Sayang,
Sampai sekarang tidak ada seorang pun yang bisa mengubah keputusanku dari dulu.
Sayang,Â
Sama seperti dulu, aku tidak akan pernah mau menjadi adikmu, karena aku ingin menjadi pendamping hidupmu.
Jakarta, 28 Mei 2019
Dari Lelaki yang tidak pernah mau menjadi adikmu.