Kutatap lelaki berbaju putih yang tersenyum menatap kedatangan-ku itu, aku tersenyum balik menatap nya, dia mengangkat cangkir di tangan kanan-nya ke-arah-ku, ku balas mengangkat cangkir kopi susu yang ada di dalam genggaman-ku sambil berjalan mendekat ke arah-nya.
Sambil duduk di sebelah pria tua yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam yang menutupi tubuh hingga kepalanya itu, kutaruh cangkir kopi susu yang kubawa barusan di sebelah cangkir minuman-nya.
Pria tua yang memakai jubah panjang berwarna hitam itu tersenyum menatapku. Menatap wajah orang yang begitu kelelahan duduk di sebelah-nya.
“ Sudah selesai cerita-nya? “ Tanya-nya lagi padaku, sambil melihat kearah laptopku yang masih menyala di atas meja sana.
“ Aku tidak tau bagaimana harus menutup jalan cerita-nya itu.” Kataku lagi sambil menghela nafas panjang, mencoba melepaskan semua rasa penatku diatas kursi sofa yang baru saja kududuki.
“ Ha..ha..” tiba-tiba dia tertawa ke arah teman-nya yang memakai jubah serba putih di depanku itu sambil menepuk-nepuk pundak-ku dengan tangan kanan-nya.
“ Mungkin dia lelah.” Katanya lagi sambil bercanda kepada teman-nya yang berjubah serba putih itu, lalu mereka tertawa berdua sambil menatap wajah lelah-ku.
“ Apa yang bisa kubantu? “ Tanya pria tua yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam di sebelah ku itu setelah tawanya sedikit reda.
“ Iya apa yang bisa kami bantu? “ Tanya lelaki berjubah panjang serba putih yang di punggung-nya terlihat ada sayap yang juga berwarna putih itu serius, menimpali ucapan teman-nya barusan.
“ Aku masih belum tau bagaimana cara mengakhiri jalan cerita-nya itu” kataku lagi sambil menghembuskan asap rokok ku begitu perlahan, tanpa melihat mereka berdua, seolah sedang bicara dengan diriku sendiri.
“ Tentang wanita harimau itu? “ Tanya Pria tua yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam itu sambil tersenyum menatapku.