Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia. Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa sektor UMKM menyumbang lebih dari 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja di tanah air. Walaupun kontribusinya besar, banyak pelaku usaha di sektor ini yang masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal pengelolaan keuangan.
Laporan keuangan itu penting dalam menjalankan sebuah usaha. Meskipun sering dianggap ribet dan memakan waktu.Â
Laporan keuangan sebenarnya sangat krusial, terutama untuk UMKM. Laporan seperti laba rugi, neraca, dan arus kas memberikan gambaran jelas tentang kondisi keuangan usaha yang bisa membantu pemilik usaha dalam mengambil keputusan yang tepat, merencanakan strategi bisnis, serta menarik investor atau mendapatkan pembiayaan.Â
Sayangnya, banyak pelaku UMKM yang belum sepenuhnya menyadari pentingnya laporan keuangan dalam mengelola usaha mereka. Hal ini bisa berdampak pada keberlangsungan usaha, karena tanpa pengelolaan keuangan yang baik, usaha tersebut bisa rentan terhadap masalah finansial yang bisa mengganggu operasional dan pertumbuhannya.
Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan sebuah hasil dari proses akuntansi   yang   digunakan  sebagai   alat komunikasi   untuk   pihak-pihak   yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan (Munawir, 1991).
Laporan keuangan bukan hanya berfungsi sebagai alat pencatatan, tetapi juga sebagai instrumen yang sangat penting bagi pengelolaan dan pertumbuhan UMKM. Laporan keuangan yang akurat dan transparan membantu pengusaha UMKM dalam mengambil keputusan yang lebih cerdas, mengelola risiko, serta merencanakan masa depan bisnis dengan lebih baik.
 Oleh karena itu, penting bagi setiap pemilik UMKM untuk memiliki laporan keuangan yang baik untuk memastikan keberlanjutan dan perkembangan usahanya.
APA ITU UMKM?
UMKM adalah usaha produktif yang beroperasi secara mandiri, baik oleh individu maupun badan usaha, di berbagai sektor ekonomi Tambunan (2013: 2). Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia, selain koperasi (Fatwitawati, 2018).Â
Berdasarkan IAI (dalam SAK, 2018: 1), UMKM didefinisikan sebagai entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan dan memenuhi kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah sesuai dengan UU No 20 tahun 2018 yang berlaku di Indonesia.
MENGAPA LAPORAN KEUANGAN PENTING BAGI UMKM?
Laporan keuangan memiliki peranan yang krusial bagi UMKM karena memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan keuangan usaha, termasuk pendapatan, pengeluaran, aset, dan kewajiban. Hal ini membantu pemilik usaha dalam menilai kinerja bisnis dan mengambil keputusan yang lebih tepat terkait perencanaan keuangan serta strategi operasional. Tanpa adanya laporan keuangan yang tepat, pengusaha akan kesulitan untuk mengetahui apakah bisnis mereka menguntungkan, yang bisa mengancam keberlangsungan usaha. Berikut merupakan peran lain dari laporan keuangan:
- Menilai Kesehatan Keuangan Usaha
Laporan keuangan berfungsi untuk mengetahui kondisi keuangan suatu usaha. Dengan laporan laba rugi dan neraca, pemilik UMKM dapat mengevaluasi profitabilitas (keuntungan) dan likuiditas (kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek) usaha. Hal ini penting untuk menentukan apakah bisnis berjalan dengan baik atau memerlukan penyesuaian. - Pengambilan Keputusan yang Tepat
Laporan keuangan membantu pemilik UMKM membuat keputusan yang lebih tepat dan terinformasi. Dengan data yang akurat mengenai pendapatan, biaya, dan arus kas, pengusaha dapat menyusun strategi bisnis yang lebih efektif, seperti merencanakan ekspansi, mengelola biaya, atau meningkatkan efisiensi operasional. - Mempermudah Akses Pembiayaan
Laporan keuangan yang jelas dan terstruktur sangat penting saat mengajukan pinjaman atau mencari investor. Pihak bank atau investor akan menilai usaha berdasarkan laporan keuangan, dan jika laporan tersebut baik, hal ini akan meningkatkan kredibilitas usaha. Usaha yang kredibel lebih mudah mendapatkan pembiayaan atau dukungan finansial.
Tantangan dalam Penyusunan Laporan Keuangan untuk UMKM
- Keterbatasan Pengetahuan Akuntansi
Banyak pelaku UMKM yang tidak memiliki pemahaman yang memadai mengenai dasar-dasar akuntansi serta prinsip-prinsip dalam menyusun laporan keuangan yang benar. - Tantangan dalam Menyusun Laporan yang Akurat
Tanpa keterampilan yang cukup, UMKM mengalami kesulitan dalam membuat laporan keuangan yang tepat, yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pencatatan dan ketidakakuratan informasi. - Waktu yang Diperlukan untuk Penyusunan
Menyusun laporan keuangan yang menyeluruh memerlukan waktu yang tidak sedikit, sementara UMKM sering kali lebih terfokus pada kegiatan operasional sehari-hari. - Biaya untuk Mendapatkan Bantuan Profesional
Apabila memerlukan bantuan dari akuntan atau konsultan keuangan, UMKM harus mengeluarkan biaya tambahan, yang bisa menjadi beban bagi usaha kecil. - Kesulitan dalam Menganalisis Laporan Keuangan
Bahkan setelah laporan selesai disusun, banyak UMKM yang kesulitan dalam menganalisis hasilnya untuk pengambilan keputusan yang tepat dan strategis.
Sumber Daya untuk Membantu Penyusunan Laporan
Berikut adalah beberapa sumber daya yang dapat membantu UMKM dalam membuat laporan keuangan:
- Jasa Akuntan atau Konsultan Keuangan
UMKM bisa memanfaatkan jasa akuntan atau konsultan untuk memastikan laporan keuangan disusun dengan tepat. Para profesional ini dapat membantu dalam pengelolaan catatan keuangan, penyusunan laporan laba rugi, neraca, dan arus kas, serta memberikan rekomendasi untuk pengelolaan keuangan yang lebih efisien. - Perangkat Lunak Akuntansi
Terdapat banyak perangkat lunak akuntansi yang mudah digunakan dan dirancang khusus untuk UMKM, seperti QuickBooks, Xero, atau aplikasi lokal seperti Jurnal.id dan Zahir Accounting. Aplikasi ini mempermudah pencatatan transaksi, pembuatan laporan keuangan, dan pengelolaan arus kas secara otomatis. - Pelatihan atau Kursus Keuangan
UMKM dapat mengikuti pelatihan atau kursus akuntansi dasar untuk memahami cara menyusun laporan keuangan. Banyak lembaga pelatihan yang menawarkan program khusus bagi pengusaha kecil agar mereka dapat mengelola keuangan usaha secara mandiri. - Program Pembinaan oleh Pemerintah atau Organisasi
Beberapa instansi pemerintah atau lembaga swasta sering kali menyediakan program pembinaan atau pendampingan untuk UMKM, yang mencakup bantuan dalam penyusunan laporan keuangan dan pengelolaan keuangan usaha. Dengan memanfaatkan sumber daya ini, UMKM dapat menyusun laporan keuangan yang tepat dan sesuai dengan standar, serta meningkatkan pengelolaan keuangan bisnis mereka.
Langkah-langkah menyusun laporan yang mudah untuk UMKM
- Mencatat Semua Transaksi Keuangan
Langkah pertama dalam membuat laporan keuangan adalah mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi, seperti pendapatan, pembelian barang, biaya operasional, dan pengeluaran lainnya. Setiap transaksi perlu dicatat dengan rinci dalam buku kas atau sistem akuntansi agar proses pembuatan laporan keuangan menjadi lebih mudah. - Menyusun Laporan Laba Rugi
Setelah semua transaksi dicatat, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan laba rugi. Laporan ini menunjukkan pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. Dengan mengurangi total biaya dari pendapatan, Anda dapat mengetahui apakah usaha tersebut menghasilkan laba atau rugi. Contoh: pendapatan – biaya operasional = laba bersih
Pendapatan: Rp 50.000.000 Biaya Operasional: Rp 30.000.000 Laba Bersih: Rp 20.000.000 - Menyusun Neraca
Neraca memberikan gambaran tentang posisi keuangan usaha pada waktu tertentu, dengan membandingkan aset (harta yang dimiliki usaha), kewajiban (utang yang harus dibayar), dan ekuitas (modal yang dimiliki pemilik). Neraca menunjukkan apakah usaha memiliki lebih banyak aset dibandingkan kewajiban atau sebaliknya.
Contoh: asset = kewajiban + ekuitas
Aset: Rp 100.000.000
Kewajiban: Rp 40.000.000
Ekuitas: Rp 60.000.000 - Menyusun Laporan Arus Kas
Laporan arus kas mencatat semua aliran uang yang masuk dan keluar dari usaha, baik dari operasional, investasi, maupun pendanaan. Laporan ini membantu pemilik usaha memastikan bahwa ada cukup dana untuk membayar kewajiban atau menjalankan operasional sehari-hari.
Contoh:
Arus Kas Masuk (Pendapatan Penjualan): Rp 50.000.000
Arus Kas Keluar (Biaya Operasional): Rp 30.000.000
Saldo Akhir: Rp 20.000.000 - Menggunakan Teknologi untuk Penyusunan Laporan
Untuk mempermudah proses, UMKM dapat memanfaatkan perangkat lunak akuntansi yang banyak tersedia. Aplikasi seperti QuickBooks, Xero, atau aplikasi lokal lainnya dapat membantu mengotomatiskan pencatatan transaksi, penyusunan laporan laba rugi, neraca, dan arus kas. - Meninjau dan Memeriksa Laporan Keuangan
Setelah laporan ke Setelah laporan keuangan disusun, pastikan untuk memeriksa kembali semua angka dan transaksi yang tercatat. Kesalahan kecil dapat memengaruhi keputusan bisnis yang akan diambil. Jika perlu, minta bantuan seorang akuntan atau konsultan untuk memastikan laporan keuangan yang dihasilkan sudah akurat.
Kesimpulan
Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat krusial bagi UMKM karena memberikan wawasan yang jelas mengenai keadaan finansial usaha, mendukung pengambilan keputusan yang tepat, serta mempermudah akses terhadap pembiayaan.Â
Walaupun banyak UMKM menghadapi berbagai tantangan dalam menyusun laporan keuangan, seperti kurangnya pengetahuan akuntansi dan keterbatasan waktu, ada solusi yang bisa diterapkan, seperti penggunaan software akuntansi, pelatihan, dan bantuan dari profesional.Â
Dengan pengelolaan keuangan yang baik, UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional, merencanakan strategi bisnis yang lebih efektif, dan memastikan kelangsungan usaha mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H