Mohon tunggu...
Wardatus Sholihah
Wardatus Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Malang

Semangatt

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seberapa Besar Pengaruh Teman Sebaya dalam Pembentukan Karakter Anak?

27 November 2022   21:53 Diperbarui: 27 November 2022   22:41 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teman Sebaya (Ulyadays.com)

Fungsi Bermain dan Permainan Bagi Anak Usia Dini

Selain memenuhi kebutuhan anak usia dini, kegiatan bermain memiliki banyak fungsi perkembangan. Sesuai dengan pernyataan Gervey (dalam Brewer, 2007:142), yang menyatakan bahwa bermain sangat erat kaitannya dengan perkembangan anak. Menurut More Catron dan Allen (1999:148), bermain membantu anak mengembangkan enam aspek perkembangan anak, yang meliputi: aspek emosi, sosial, komunikasi, kognisi, dan keterampilan motorik serta kesadaran diri (personal awareness). Melalui latihan bermain anak akan mengalami perasaan yang berbeda termasuk senang, sedih, gembira, kecewa, bangga, marah, dan emosi lainnya Anak-anak belajar bergaul dengan orang lain dan memahami aturan-aturan pergaulan masyarakat melalui permainan juga. (Catron, 1999:241). Selain itu, menurut Catron dan Allen (1999:150), bermain membantu anak untuk:

  • Mengembangkan kemampuan mengorganisasikan atau membentuk kelompok dan menyelesaikan masalah. Ini menunjukkan bahwa anak-anak akan memperoleh keterampilan organisasi melalui permainan, sebagaimana dibuktikan oleh permainan tim dan kelompok. Misalnya: permainan sepak bola dimana anak akan memilih cara membagi tim, berapa banyak orang yang ada disetiap tim, tim mana yang akan memulai permainan, dan ketentuannya. Sedangkan istilah "masalah penyelesaian" mengacu pada kemampuan anak untuk belajar bagaimana memecahkan masalah yang muncul selama waktu bermain. Misalnya: Dalam pertandingan sepak bola, seorang pemain membawa bola ke arah gawang dengan tangannya, bukan dengan kakinya. Teman-teman dari tim lain yang melihat ini langsung memperingatkannya untuk tidak membawa bola dengan tangan, dan jika dia melakukannya lagi, dia akan dikeluarkan dari permainan. sehingga anak yang bermain tidak sesuai dengan aturan atau curang tadi tetap mau ikut permainan dan berusaha mengikuti aturan yang ada dalam permainan.
  • Mendukung perkembangan sosialisasi dengan cara-cara berikut: a) Interaksi sosial, termasuk menyelesaikan konflik dan berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa. b) Partisipasi adalah sesuatu yang serupa, untuk lebih spesifik asosiasi bantuan umum.c) Menggunakan kembali dan merawat objek dan lingkungan dengan benar adalah dua cara untuk melestarikan sumber daya. d) Memahami masalah multikultural dan kepedulian terhadap orang lain yang membutuhkan bantuan, seperti memahami apa yang mereka butuhkan dan menerima perbedaan individu yang dimiliki setiap orang.
  • Menurut Brown dkk. (Brewer, 1995:150), bermain bertujuan untuk membantu seseorang mengekspresikan diri dan mengurangi rasa takut yang ada pada diri mereka sendiri. Sebaliknya, Bethelheim berpendapat (dalam Catron dan Allen, 199:253) bahwa bermain berfungsi memberi anak kesempatan untuk mengenali diri mereka sendiri dalam hubungannya dengan dunia luar seperti saat di sekolah.
  • Membantu anak untuk menguasai makna atau maksud dari konflik dalam bermain akan menjadikan mereka terampil dalam mengelola, menangani, dan memecahkan masalah yang ada atau yang sedang mereka rasakan(Catron, 1999:253). Keterampilan pemecahan masalah sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari anak dan persiapan untuk masa depan, sehingga anak akan menjadi individu yang baik yang dapat menyelesaikan masalah dengan baik saat masa remajanya. Sedangkan Trauma Sosial menyiratkan bahwa bermain akan membantu anak dalam melupakan kesedihan yang melekat pada dirinya. Hingga hari pertama masuk TK, banyak dari anak-anak ini yang tidak mau dipisahkan dari orang tua atau pengasuhnya. Hal ini menyebabkan orang tua atau pengasuhnya masih menunggu di luar kelas sampai kegiatan sekolah berakhir, bahkan ada juga yang sampai harus menunggu di dalam kelas. Mengajak mereka bermain sambil belajar agar suasana ceria dan penuh dengan canda dan tawa. Hal ini membuat anak-anak senang dan membantu mereka melupakan kesedihan karena terpisah sementara dari orang tua atau pengasuhnya. Ketakutan dan kecemasan anak berangsur-angsur mereda, dan keesokan harinya, ia dapat kembali ke sekolah tanpa pengawasan.

Tujuan dari alat bermain itu juga sangat penting. Seorang pendidik atau guru perlu menyadari bahwa permainan adalah alat bermain yang diperlukan untuk anak usia dini dan tujuannya adalah untuk membentuk manusia secara keseluruhan. Berikut ini beberapa fungsi alat bermain:

  • Melatih panca indera mereka supaya anak peka terhadap sesuatu yang berada di lingkungannya.
  • Melatih kecerdasan emosional mereka seperti rasa ingin tahu.
  • Menanamkan nilai, moral, norma etika, budi pekerti dan aspek lainnya.
  • Mengembangkan imajinasi, fantasi, dan idealisme anak.
  • Melatih kerja sama, gotong royong, toleransi, saling menghargai dan saling membutuhkan antar anak.
  • Mengenal angka dan huruf merupakan tahap awal dalam pembelajaran membaca, menulis dan menghitung.

Oleh karena itu, sebagai guru penting sekali memperhatikan kesenangan anak ajak mereka belajar sambil bermain jangan buat mereka bosan dan tidak memiliki keinginan untuk belajar lagi hanya karena merasa bosan saat berada didalam kelas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun