Mohon tunggu...
Wardatus Sholihah
Wardatus Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Malang

Semangatt

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seberapa Besar Pengaruh Teman Sebaya dalam Pembentukan Karakter Anak?

27 November 2022   21:53 Diperbarui: 27 November 2022   22:41 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teman Sebaya (Ulyadays.com)

Teori Vygotsky

Sejalan dengan Piaget Vygotsky menekankan bahwa perkembangan kognitif anak secara langsung dipengaruhi oleh permainan. Menurut Vygotsky seorang anak tidak bisa berpikir secara abstrak karena makna dan objek menjadi satu. Ia akan mampu membedakan makna dari objek sebenarnya melalui permainan. Akibatnya, bermain adalah proses untuk membantu diri sendiri. Partisipasi dalam kegiatan bermain oleh anak memberikan kesempatan untuk kemajuan dalam perkembangannya, bahkan memajukan Zone Of Proximal Development (ZPD) ke tingkat perkembangan keterampilan yang lebih tinggi dalam memfungsikan kemampuan.

Menurut Vygotsky dalam (Catron dan Allen, 1999:8) bermain berdampak langsung pada perkembangan kognitif anak. Anak-anak tidak dapat berpikir secara abstrak karena mereka mengasosiasikan makna (makna) dan objek satu sama lain. Anak-anak tidak dapat berpikir tentang kuda tanpa melihat kuda yang sebenarnya. Ketika anak-anak terlibat dalam bermain khayal dan menggunakan objek, seperti sepotong kayu, untuk mewakili objek lain yang merupakan "kuda", itu adalah tanda bahwa mereka mulai terpisah dari objek. Oleh karena itu, permainan simbolik memainkan peran penting dan signifikan dalam pertumbuhan pemikiran abstrak. Vygotsky juga mengatakan bahwa ZPD (Zone Of Proximal Development) adalah kondisi transisi di mana seorang anak membutuhkan bantuan khusus atau scalfolding untuk mendapatkan apa yang dapat mereka lakukan. Misalnya, dia akan naik ke tempat tidur tanpa menangis dalam situasi bermain pura-pura dengan teman, guru, orang tua, atau saudara kandungnya. Karena kerangka berada di bawah kendali anak dan dilakukan dalam situasi yang imajiner memungkinkan anak untuk melatih pengendalian diri saat bermain.

Akibatnya, anak-anak dapat menciptakan scalfolding secara mandiri untuk pengendalian diri, penggunaan bahasa, ingatan, dan kerja sama dengan teman lain. Bodrova dan Leong berpendapat (dalam Johson, 1999:14) bahwa pandangan Vygotsky tentang bermain bersifat menyeluruh dalam arti bahwa ia juga berperan penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak.

Singkatnya, dapat dikemukakan kaitan bermain dengan perkembangan anak menurut beberapa tokoh termasuk teori kognitif Piaget, yang menekankan bahwa bermain peran lebih tentang berlatih dan mengkonsolidasikan konsep serta keterampilan, dapat menyarankan hubungan antara bermain dan perkembangan anak. Teori perkembangan kognitif Vygotsky memberi penekanan lebih besar tentang permainan peran dalam pengembangan pemikiran abstrak, keterkaitan ZPD, dan pengaturan diri.

Terdapat lima tahapan perkembangan bermain yang sekaligus sebagai kebutuhan(Mildred, 1935). Tahap perkembangan yang dimaksud terdiri dari bermain yaitu:

  • Solitaire

Pada tahap bermain solitaire anak akan bermain  sendirian di panggung bermain. Anak-anak bermain dengan tangan dan kaki mereka di antara bagian tubuh lainnya. Tahap ini biasanya terjadi antara kelahiran dan usia satu tahun.

  • Onlooker

Tahap kedua melibatkan menjadi pengamat. Di panggung anak muda ini hanya melihat atau sebagai saksi mata anak-anak yang berbeda bermain.Tanpa terlibat dalam permainan, anak memperhatikan dengan banyak usaha.

  • Paralel

Bermain paralel adalah tahap ketiga.Pada tahap ini, anak bermain berdampingan dengan anak lain tanpa berkomunikasi atau mengembangkan keterikatan permainan.

  • Asosiatif

Tahap keempat adalah permainan asosiatif, di mana banyak anak bermain bersama tetapi tidak bekerja dengan cara yang sama.

  • Kooperatif

Anak berada dalam tahap bermain kooperatif di tahap kelima. Selama ini, anak-anak terlibat dalam bermain bersama dan berkolaborasi untuk menyelesaikan kegiatan bermain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun