Aksi Agus selalu dimulai dengan merapikan bajunya, disertai dengan gaya bicara dengan mimik wajah tersenyum yang dipaksakan dan intonasi yang mengingatkan sosok selebritis Vicky Prasetyo “Vickynisasi” di acara Take Me Out Indonesia (TMOI) sebagai dewan cinta yang selalu dimulai dengan kata “Filosofi Edukasi”.
Jika penampilan Sylvi didebat pertama seperti tampil di acara infotaiment, sedangkan penampilan Agus mengingatkan sosok Vickynisasi sebagai dewan cinta di TMOI terulang kembali didebat kedua maka tidak menutup kemungkinan elektabilitas dan bobot nilai debatnya yang sebelumnya sekitar 15% akan melorot.
Ataukah Mungkin lebih pantas pasangan Agus-Sylvi ikut ajang TMOI tersebut?
Ahok-Djarot
Uraian substansi program yang disampaikan Ahok-Djarot di debat pertama seiring dengan implementasi program sudah berhasil diwujudkan sehingga semakin banyak kritikan yang dikemukankan calon lain, maka semakin menguak program-program sukses yang belum diketahui warga DKI Jakarta.
Contoh kritikan yang tidak disangka-sangka dari pasangan Cagub urut tiga menyinggung soal Alexis yang tidak ditutup mampu di counter Ahok dengan baik dengan menyatakan sudah menutup Stadium dan Miles.
Jika Anies tidak menyinggung Alexis maka warga DKI yang menyaksikan debat tersebut tidak akan mengerti stadium dan miles sudah ditutup Ahok-Djarot. Tentu ini menjadi nilai tambah buat Ahok-Djarot bahwa warga DKI tidak ragu untuk memilihnya kembali.
Ada apa dengan Anies? Tiba-tiba menyinggung “Alexis”, apakah pernah mampir duduk gembira (Dugem)? Tinggal menunggu waktu yang akan membukanya.
Tugas Anies-Sandi maupun calon lain jika ingin menyinggung atau kritik perlu mencari bahan yang tidak mampu discounter balik oleh Ahok-Djarot sehingga tidak terulang seperti soal “Alexis” yang justru menampar diri Anies-Sandi sendiri.
Beberapa program yang berhasil diwujudkan Ahok-Djarot sebagai modal kuat untuk mempertahankan atau meningkatkan ketajaman programnya yang substansial untuk debat kedua nanti.