Mohon tunggu...
Wahyu Aning Tias
Wahyu Aning Tias Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia yang mempercayai menulis untuk menyembuhkan

Terimakasih Marx, Kafka, Dostoyevski, Chekov, Camus, Murakami, Coelho, Rumi Dari kalian mengalir kefasihan bertutur dan kebijaksanaan dalam diam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sahabat Luka

16 Maret 2017   15:51 Diperbarui: 16 Maret 2017   16:04 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sure! Aku baru saja mendapatkan pesan singkat darinya.” Lalu Dina mengangsurkan ponselnya yang berisi sebuah pesan singkat dari ayahnya.

“”

Oh, it’s so sweet! Maybe, she’s confuse?! Aku pernah berada dalam situasi seperti itu dan kukira Kau harus memakluminya karena bagaimanapun, klien adalah aset bagi perusahaan papamu.”

“Yeah, maybe.” Jawab Dina sedikit melunak. “Ngomong-ngomong, Marina sudah datang?”

Mereka berdua lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling kelas, tetapi tidak juga mendapati sosok Marina hingga bel masuk berbunyi.

Late again!” kata mereka hampir bersamaan.

***

“Hei, ini es krimku!” Dina berseru saat melihat es krimnya dilahap oleh Marina.

“Emh...bukankah perjanjiannya begitu, yang terlambat makan jatah dessert sahabatnya?!” kata Marina berusaha mengklarifikasi sambil tetap asyik menyendok es krim.

“Terbalik! Harusnya aku yang makan yogurt kamu, sini balikin! Enak aja, siapa suruh datangnya telat, wek!!” kata Dina mengejek. “Nih, lihat aku!” kata Dina dengan wajah menyeringai dan bersiap membuka tutup botol yogurt. Sedangkan, Marina berkaca-kaca memandangi yogurtnya yang perlahan tapi pasti menyusut hingga tegukan yang terakhir. Sial!, rutuknya dalam hati sembari komat-kamit berdoa semoga mulai besok Dina akan selalu datang terlambat agar dia bisa membalaskan dendam yogurt-nya.

“Psst..Rin...nomer sepuluh sampe lima belas!” seru Dina dengan secepat kilat pada Marina yang tengah asyik menulis jawaban di belakangnya. Belum selesai Marina menuliskan contekan, sebuah kertas melayang mengenai kepalanya. Saat Marina mencari tahu asal-muasal si kertas, Patrick menatapnya dengan wajah memelas. Ada sekitar lima belas nomer yang dimintai jawaban oleh Patrick.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun