Keesokan harinya, akupun segera bergegas menuju alamat yang tertera di dalam kartu nama itu. Sesampainya disina, aku bertemu dengan Hario tepat di depan sebuah toko. Dia baru saja turun dari mobilnya.
"Hai, udah lama?", tanyanya.
"Oh tidak, saya baru saja sampai"
"Oh, kalau begitu ayo silakan masuk"
Akupun berjalan mengikutinya dari belakang hendak masuk ke dalam toko buku itu.
"Nah, ini pekerjaan kamu nantinya di bagian kasir", katanya seraya menunjukkan meja kasir toko buku itu.
"Ya, terima kasih telah memberikanku pekerjaan", kataku sambil tersenyum.
"Kamu tidak perlu berterimakasih, kan memang aku lagi butuh pegawai disini dan sebagai permintaan maafku juga karena kemarin tidak sengaja hampir menabrakmu. Jadi, akulah yang seharusnya berterima kasih kepadamu" katanya sembari tersenyum.
Aku kembali terpana akan sosok pria yang berada tepat di depanku saat ini tapi aku cepat-cepat membuang itu semua karena aku sadar kalau kami berbeda. Dia tidak mungkin melirik wanita sepertiku.
"Oh iya, kamu bisa ambil seragam yang kamu pakai selama bekerja disini di ruang sebelah sana", katanya lagi .
"Baiklah, saya akan segera kesana untuk mengambil dan memakainya"