Hampir tidak ada satu pun orang yang menyangkal bahwa kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) menjadi faktor penting sebuah negara agar dapat digdaya. Singapura boleh tidak memiliki sumber daya alam. Namun, berkat SDM yang unggul, mereka mampu menjadi penguasa Asia Tenggara.Â
Negara yang tidak lebih luas dari kota Surabaya tersebut bahkan memiliki sangkar burung besi terbesar dan terbaik dunia.Â
Kala Hiroshima Nagasaki dihantam bom atom oleh sekutu, pemerintah Jepang mencari para guru yang tersisa di antara puing-puing bangunan. Dari negara yang kalah perang, kini Jepang menjadi macan Asia berkat SDM-nya.
Tidak berlebihan bila pemerintah mengusung semangat "SDM Unggul Indonesia Maju" untuk mengakselerasi Indonesia menjadi penguasa dunia. Hanya saja jalan yang ditempuh tidak semudah dan seajaib cerita 1001 malam.Â
Butuh ribuan jam, juga tidak sedikit pengorbanan yang harus dilakukan. Kata kunci yang mencerminkan tingkat SDM kita adalah kualitas pendidikan nasional.Â
Quality of Live and Education Rangking pada tahun 2020 menyebut bahwa kualitas pendidikan yang baik dapat memberikan kehidupan yang baik. Bila kualitas hidup masyarakat kita ada di urutan ke-32 dunia, maka nasib pendidikan kita masih terjebak di tingkat ke-55 dunia.
Hadirnya abad industri 4.0 yang dibarengi dengan perkembangan teknologi digital yang pesat, berpeluang untuk melakukan pemerataan kualitas pendidikan.Â
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahkan menyuarakan slogan, "Teknologi memudahkan kita untuk belajar di mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja."Â
Beberapa platform belajar digital pun mulai bermunculan baik milik swasta maupun pemerintah. Tentu dengan satu tujuan, berupaya menghapus ketimpangan.
Jurang Disparitas