Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 52. Pertempuran di Jungabang

18 September 2024   14:17 Diperbarui: 18 September 2024   16:07 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ternyata ilmunya lumayan tinggi adi Tumambong." Jawab Soma Gedeg.

Dyah Tumambong menengokkan kepala, melihat bagaimana Sekar Arum dengan gigih melawan musuh-musuhnya. Dua pemuda murid Aki Tangkis Baya itu sama sekali tak berkutik melawan gadis cantik itu.

"Tak aku sangka gadis itu memiliki ilmu yang ganas. Memilikinya seperti memelihara seekor harimau liar yang buas. Jika tidak waspada nyawakulah yang akan melayang." Bisiknya dalam hati.

"Keroyok dia, jika tak dapat ditangkap bunuh saja." Perintahnya kepada enam orang pengikutnya. Keenam orang itu segera bergerak mengelilingi Sekar Arum dan membantu dua pemuda lawan gadis itu.

Sementara Dyah Tumambong melangkah mendekati lingkaran pertempuran antara Aki Tangkis Baya dan Soma Gedeg melawan Sembada. Ia segera menghunus pedangnya dan menjeburkan diri dalam pertempuran yang sengit.

Ketika ia melompat dengan kecepatan yang tinggi sambil menusukkan ujung pedangnya, cambuk di tangan Sembada meledak. Ujungnya menghantam dada Dyah Tumambong. Ketika ujung cambuk ditarik menyentak, karah baja tajam menyangkut pada bajunya. Akibatnya baju itu sobek jadi dua, separo masih melekat di tubuh Dyah Tumambong, separo lagi terbawa ujung cambuk Sembada.

Betapa marah Dyah Tumambong, baru saja ia memasuki arena sudah dipermalukan Sembada. Segera ia putar pedangnya dan terus menyerang lawannya dengan tusukan-tusukan berbahaya. Dua orang kawannya juga melakukan hal yang sama, kemanapun Sembada melontarkan diri, penggada berduri selalu mengancam nyawanya.

Sembada tak punya pilihan, ia tidak bisa menahan diri menghadapi tiga lawannya yang brutal. Hawa sakti Aji Tapak Naga Angkasa segera ia alirkan keseluruh tubuh, untuk mendukung setiap geraknya memberikan perlawanan.

Tak berbeda dengan apa yang telah dilakukan Sembada, Sekar Arumpun mengambil keputusan yang sama. Ia bangkitkan Aji Garuda sakti dalam dirinya. Getaran gaib yang keluar dari jantung itu menyebar keseluruh tubuh, memberi daya dukung atas tenaga dalam dan ilmu kanuragannya.

Sebentar saja Sekar Arum telah berubah semua bentuk dan pola perlawanannya. Geraknya cepat seperti kilat, tenaganya besar sekuat garuda. Seperti terbang diantara anak-anak srigala, garuda itu menyambar dan menukik menerkam mangsanya.

Sebentar saja korban berjatuhan. Delapan lawannya hanya tinggal empat orang yang masih melakukan perlawanan. Empat orang yang lain menggeletak tak berdaya karena luka-luka yang menganga di tubuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun