Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 50 Istana Giri Wana

6 September 2024   11:07 Diperbarui: 6 September 2024   12:45 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kau bilang ingin jadi istriku ?" Kata Sembada.

"Tidak. Aku tidak mengucapkan kata-kata itu."

"Kau berani bersumpah ?"

Sekar Arum mendongakkan mukanya. Ia tatap mata Sembada dengan pandangan serius. Kemudian ia menoleh ketika Sembada membalas tatapannya.

"Bukan akulah yang harus mengutarakan isi hati. Tapi kau, sebagai seorang lelaki. Itulah lazimnya." Kata Sekar Arum.

Kini Sembadalah yang ganti menundukkan kepala. Betapa ia merasa kecil dihadapan Sekar Arum, tak sepadan dengan gadis itu. Perasaan demikian telah tumbuh saat mereka tinggal di Dalem Katumenggungan.

"Sebenarnya aku juga menunggu pernyataanmu. Apakah kau tidak merasa rendah jika anak pengasuhmu ini ingin meminangmu ?" Kata Sembada lirih.

"Apanya yang kurang pada anak pengasuhku ? Ilmu kanuragan mumpuni, wajah tampan punya, masa depan tidak diragukan. Hanya satu yang tak punya."

"Apakah yang aku tidak miliki ?"

"Keberanian diri untuk menyatakan isi hati."

"Benar Arum. Selama ini memang perasaanku hanya aku pendam saja. Tak berani aku mengutarakannya. Takut jika jawabanmu tidak sesuai dengan harapanku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun