Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 49. Pesta Seribu Tumpeng

2 September 2024   11:50 Diperbarui: 3 September 2024   14:44 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dok Antara

"Sasra Bhirawa, ilmu langka yang hampir punah di negeri ini." Tiba-tiba terdengar suara dari Ki Ardi yang ikut duduk dalam lingkaran itu.

"Benar. Sasra Bhirawa, ilmu sakti yang nggegirisi." kata Ki Ageng Gajah Alit.

"Berarti kalian berhasil menguras seluruh isi goa itu ?" Tanya senopati lagi.

"Benar senopati. Isinya kami kuras. Ada lima pedati penuh berbagai perhiasan tersimpan di sana. Semuanya dari emas." Jawab Jalak Seta.

"Sesuai titah pangeran Erlangga kita tinggalkan dua pedati untuk kademangan Maja Dhuwur. Karena kademangan ini telah membantu melenyapkan musuh Medang Kamulan. Terserah kepada ki demang, hendak digunakan untuk apa harta karun tersebut. Namun seyogyanya untuk kesejahteraan kawula."

"Saya ucapkan terima kasih kepada senopati, memberikan sebagian harta rampasan tersebut untuk rakyat Maja Dhuwur. Tentu harta tersebut akan kami gunakan untuk kesejahteraan kawula, termasuk membangun kembali rumah penduduk yang terbakar. Juga untuk padepokan-padepokan yang telah menyelamatkan kademangan kami." Kata ki demang Sentika.

"Baiklah ki demang. Tiba saatnya kami para prajurit Bala Putra Raja kembali ke pesanggrahan Pangeran Erlangga di Wawatan Mas. Prajurit yang terlukapun kelihatan sudah mulai sembuh. Aku kira sudah cukup kuat mereka menempuh  perjalanan jauh hingga sampai di pesanggrahan." Kata senopati.

"Kapan pasukan prajurit Bala Putra Raja meninggalkan Kademangan Majadhuwur ?" Tanya Ki demang Sentika.

"Sejak sekarang aku perintahkan melakukan persiapan. Mungkin dua hari lagi kami meninggalkan Majadhuwur." Kata senopati.

"Jika demikian besok lusa, pagi pagi sekali kita selenggarakan makan bersama, seluruh warga Majadhuwur bersama seluruh prajurit. Kita adakan pesta seribu tumpeng di halaman balai kademangan." Kata Ki demang.

Demikianlah perbincangan para pemimpin tertinggi prajurit dan punggawa kademangan siang itu berakhir. Kawula kademangan Maja Dhuwur ikut senang mendengar berita bahwa kademangan memperoleh bagian harta karun pampasan perang. Harapan mereka untuk segera memiliki asrama pendidikan bagi anak-anak mereka akan terkabul, rumah-rumah penduduk yang terbakarpun bisa dibangun lagi. Jaringan irigasi dan embung-embung baru bisa dibangun, untuk meningkatkan produksi sawah mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun