Segalanya tak terlepas dari pengamatan prajurit sandi pasukan Bala Putra Raja. Segala informasi yang diperoleh prajurit sandi dilaporkan kepada senopati, untuk menjadi bahan bagi Senopati Wira Manggala Pati berpikir bagaimana menghadapinya.
"Mereka mencari batang-batang bambu wuluh, bambu yang kecil dan lurus-lurus." Kata seorang prajurit sandi.
"Tentu mereka akan membuat lembing untuk menandingi tombak lempar kita." Kata senopati.
"Untung kita memiliki tameng yang banyak, untuk menahan senjata jarak jauh mereka." Kata Jalak Seta.Â
"Semua prajuritku telah memilikinya. Kita harus membuat barisan bertameng juga bagi para pengawal, sebagai pelindung bagi teman-temannya." Lanjutnya.
"Para pengawal juga punya alat itu. Pasukan gadis dan remaja yang belum punya." Kata Handaka.
"Jika demikian pasukan gadis dan remaja harus terpisah pada jarak yang tak terjangkau senjata-senjata itu untuk sementara waktu. Baru nanti jika kedua pasukan telah bertemu di medan perang, bisa bergabung menghadapi lawan." Kata senopati.
"Apakah mereka membuat obor-obor untuk penerang ?"
"Tidak senopati. Untuk membuat minyak biji jarak mungkin terlalu lama, jarang sekali terdapat tanaman jarak yang sudah kering buahnya. Obor penduduk yang biasa diletakkan di regol halaman mungkin dibawa pemiliknya juga. Mereka berangkat mengungsi di malam hari."
"Jika demikian kemungkinan mereka menyerang pada siang hari. Â Kita sambut mereka dengan memasang gelar." Kata Senopati.
"Gelar apa yang harus kita persiapkan ?" Tanya Handaka.