"Terima kasih Sekar atas pertolonganmu." Teriak Sambaya lantas melompat masuk ke barisan pengawal yang dipimpinnya.
Sementara Sekar Arum terus dengan ganasnya melibat gemak Saklir dalam pertempuran yang dahsyat. Sepasang pedangnya bergerak bergantian menyerang tubuh Gemak Saklir. Semula ujung pedang itu tidak mampu menembus kulit lelaki itu. Namun setelah Aji Garuda Sakti telah mengalir ke tangan kanannya, kekuatannya menjadi berlipat.
Dengan cepat Sekar Arum bergerak. Dua pedangnya berputar dengan keras, kemudian tubuhnya melayang sambil menggerakkan ujung pedang di tangan kanannya menusuk dada Gemak Sangklir. Â Lelaki itu memiringkan tubuhnya untuk menghindar, namun sabetan pedang di tangan kiri Sekar Arum berhasil membelah punggungnya.
"Setan kau. Mampu menembus Lembu Sekilanku." Kata Gemak Saklir.
"Apalagi hanya sekilan, lembu sedepapun akan tertembus ilmu pedangku." Jawab Sekar Arum.
Gemak Sangklir terhuyung-huyung, dengan cepat Sekar Arum melompat tinggi kearahnya, tangannya bergerak cepat dan keras menyabetkan pedang ke leher lawan.
Tubuh Gemak Sangklir roboh ke tanah, kepalanya lepas menggelinding ke arah barisan pasukan yang masih sengit bertempur. Sekar Arum melesat meninggalkan musuhnya yang berkalang tanah.
Sorak-sorai membahana di tengah medan tempur sayap kanan itu.
"Gemak Sangklir mati. Gemak Sangklir tewas. Dibunuh Sekar Arum"
"Gemak Sanglir kepalanya lepas, Gemak Sangklir kepalanya lepas." Demikian sorak itu tiada henti-hentinya.
(Bersambung)