Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 42: Gagak Ijo Tewas (Cersil STN)

30 Juli 2024   19:08 Diperbarui: 30 Juli 2024   20:35 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokpri

Terdengar jerit menyayat berurutan, ketika pedang-pedang mereka berhasil melukai lawan.  Beberapa lelaki roboh dengan dada yang terbelah memuncratkan darah.

Gadis-gadis tidak berhenti bertempur ketika lawannya telah tersungkur. Mereka segera terjun membantu sahabat-sahabatnya. Maka korban kian lama kian bertambah banyak, anggota pasukan pembuat onar itu akhirnya berantakan.

Mengetahui keadaan anak buahnya yang morat-marit melawan pasukan gadis, Gagak Ijo benar-benar marah. Ia berteriak memaki-maki anak buahnya itu.

"He musuh-musuhmu itu kebanyakan gadis. Kenapa tidak segera kalian melibasnya. Setan kalian." Teriak murid Gagak Arga itu.

Namun Gagak Ijo tak melihat ke dirinya sendiri. Iapun melawan seorang gadis pula, tetapi hingga kini belum juga mampu mengalahkannya. Iapun kesal dan marah. Semua jurus andalan ilmu kanuragannya telah ia keluarkan, untuk segera melibas gadis perkasa yang menjadi lawannya itu.

Namun apapun yang ia lakukan seolah cabar dihadapan gadis itu. Ia mampu memunahkan setiap bahaya dari gerak ilmu kanuragannya. Kecepatan geraknya juga tinggi, apalagi tenaga dalamnya, benar-benar matang.

Ketika ia menengok saat terdengar jeritan anak buahnya, waktu sesaat itu digunakan Sekar Sari dengan baiknya. Ia meloncat dengan kecepatan tinggi dengan tangan menjulurkan pedangnya ke dada Gagak Ijo yang terbuka. Terasa ujung pedang itu menyentuk kulit lawannya, dan terus menyusup mengoyak daging dan organ dalamnya.

Lelaki kekar berjambang lebat itu berusaha menghindar dan memukul balik lawannya, tapi dengan cepat Sekar Sari mencabut pedangnya sambil menghindari pukulan pisau lawan itu. Gagak ijo terhuyung badannya ke depan karena pukulannya tak mengenai sasaran. Sekar Sari melihat perut lawannya terbuka, dengan cepat ia menyabetkan pedang sekuatnya. Ujung pedang itu bergerak menyilang membelah perut hantu Hutan Waringin Soban itu.

Jerit kesakitan bergema dari mulut Gagak Ijo. Ia terhuyung-huyung sebentar ke belakang sambil menudingkan salah satu pisau kepada lawan.

"Setan kau gadis. Anak demit. Kau tusuk dadaku dan kau belah perutku." Katanya dengan mata menyala. Ia lemparkan pisaunya kearah Sekar Sari, namun tenaga lemparannya sudah tak besar lagi. Sekar Sari menggeser kaki dan memiringkan tubuhnya untuk menghindari lemparan itu.

Gagak ijo menekam perutnya yang terbelah. Tubuhnya gemetar sesaat, kemudian ia jatuh terduduk dengan kedua lutut menyangga badannya. Tidak lama lagi iapun jatuh tengkurap memeluk tanah. Nafasnya putus bersama nyawanya yang terlepas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun