Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 42: Gagak Ijo Tewas

30 Juli 2024   19:08 Diperbarui: 14 Agustus 2024   22:01 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokpri

Rupanya pasukan kecil yang dipimpin Gagak Ijo dan Kelabang Ireng, yang melepaskan diri dari induk pasukannya, telah sampai di dusun Sumber Bendo. Dusun itu sepi sekali, tak  seorangpun yang tersisa tinggal di rumah.  Semua  diungsikan oleh para pengawal, dibantu oleh para prajurit Bala Putra Raja.

Pasukan kecil itu tidak segera menunaikan tugas; membuat onar dusun itu agar terjadi kekacauan, sehingga pasukan induk Maja Dhuwur pecah. Mereka tertarik untuk menggeledah dulu semua rumah  di dusun itu, barangkali masih ada barang-barang berharga yang lupa dibawa pemiliknya mengungsi.

Namun usaha mereka ternyata sia-sia. Bahkan saat masuk rumah besar milik juragan ternak  di dusun itu, tak secuwil barang berharga mereka temukan. Bahkan seekor ternakpun tak ada yang tertinggal, kecuali ayam-ayam yang dilepaskan agar hidup bebas di luar kandangnya.

Betapa kesal dan marah hati mereka, tak dapat memperoleh barang berharga yang mereka harapkan. Segera mereka mengumpulkan dedaunan kering, mereka tumpuk di dekat dinding-dinding kayu atau bambu rumah-rumah di dusun itu. Kemudian mereka ambil obor-obor yang masih menyala yang terpasang di setiap regol rumah, lantas menyulut sampah-sampah dedaunan kering itu dengan api.

Sebentar saja api menyala, dan merambat ke dinding dan atap yang terbuat dari bahan-bahan tak tahan api. Nyalanya berkobar menggapai langit, diikuti asap hitam tebal membelah angkasa.

Kobaran api dan kepulan asap yang menjulang tinggi di angkasa di dusun Sumber Bendo bagian selatan itu menarik perhatian pasukan yang dipimpin  ki demang Sentika. Mereka baru saja masuk regol padukuhan Sumber Bendo sebelah utara. Mata ki demang menyala karena hatinya sangat marah.

"Cepat kita bergegas ke arah api. Jangan sampai mereka bakar semua rumah di dusun ini." Teriak ki demang dengan geram.

Pasukan yang sebagian besar anggotanya para gadis itu segera berlari dengan kencang. Mereka langsung menuju lokasi kebakaran. Ketika telah dekat mereka lihat para pembakar rumah itu masih bergerombol sambil bersorak-sorak.

Betapa marah hati setiap anggota pasukan yang di bawa ki demang. Sebagian gadis-gadis itu ada yang membawa busur dan anak panah. Tanpa di perintah gadis-gadis itu ambil busur dan anak panahnya, sebentar saja belasan anak  panah melayang di udara.

Para pembakar rumah  itu terlena  dengan kegembiraan mereka, tidak tahu panah berujung tajam meluncur ke arah tubuhnya. Baru mereka sadar ada kekuatan yang mengancam keselamatan mereka setelah teman-temannya banyak yang menjerit kesakitan. Anak-anak panah menancap dalam di tubuh teman-temannya itu.

Segera mereka lari berhamburan mencari perlindungan di balik pepohonan. Tangan-tangan mereka telah menggenggam senjata. Ketika yang datang kebanyakan gadis segera tumbuh keberanian mereka untuk keluar dari persembunyian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun