Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 35. Luka Dalam (Cersil STN)

5 Juli 2024   15:13 Diperbarui: 6 Juli 2024   22:31 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokpri

"Ohh begitu ceritanya ayah."

"Kelihatannya kau tak rela ada gadis dekat dengan Sembada ? Kau tak yakin bahwa sebenarnya hatimu terpikat oleh Sembada ? Sebagimana ayah sejak pertama bertemu, kepingin menjadikannya menantu ayah."

"Entahlah ayah, aku tak tahu persis suasana hatiku. Memang terus terang aku sedikit cemburu padanya. Melihat sikapnya yang agak manja kepada kakang Sembada."

"Hahaha. Lebih baik relakan dia Gendis. Mungkin dia sudah takdirnya jadi jodoh Sembada. Sejak kecil mereka telah bersahabat. Kini keduanya sama-sama pendekar hebat. Gurunya dulu terkenal dengan julukan Si Walet Putih Bersayap Pedang. Semua ilmunya mungkin telah diwariskan padanya, sehingga mereka berhasil tunaikan tugas, mengambil kembali pusaka yang telah hilang. Beranikah kamu bersaing mengambil hati Sembada ? Katanya kamu memilih bisa hidup tenang kelak saat berrumah tangga ?"

"Baiklah ayah. Sepertinya aku memang harus mengalah."

"Syukurlah jika kau bisa merelakan kepergiannya."

Demikianlah akhirnya Ki Wangsa Jaya tahu bagaimana perasaan hati  Gendhis Manis yang sebenarnya kepada Sembada. Namun lebih baik ia merelakannya. Karena jika ia melukai hati gadis pendekar itu resikonya terlalu berat. Gendhis Manis, anak gadisnya, tak punya bekal untuk menghadapinya.

Iapun harus berdamai dengan hatinya. Dialah yang tertarik lebih dulu ingin mengambil Sembada jadi menantu. Namun kini pemuda itu nampak akrab dengan gadis lain yang memiliki kegemaran dan kemampuan kanuragan yang sama.

"Semoga mereka mendapat kemudahan jalan jika memang berjodoh" doanya dalam hati.

Sementara itu Sembada dan Sekar Arum sudah keluar dari wilayah desa Wates. Mereka pacu kuda mereka dengan kecepatan yang tinggi. Ketika malam telah larut mereka memasuki hutan yang cukup rapat.

"Masih jauh kakang letak kademangan Majadhuwur ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun