Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 35. Luka Dalam (Cersil STN)

5 Juli 2024   15:13 Diperbarui: 6 Juli 2024   22:31 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokpri

Beberapa cantrik segera lari keluar padepokan, menuju tempat dari mana suara teriakan-teriakan itu terdengar. Sebentar saja banyak cantrik yang mengerumuni guru mereka yang sedang pingsan. 

Cantrik yang paling tua segera memerintahkan cantrik-cantrik lain untuk menggotong guru mereka ke balai padepokan. Beberapa cantrik segera melakukan perintah itu. Tubuh ki Singa Lodhaya yang basah kuyub karena air hujan semalam itupun segera digotong cantrik-cantriknya menuju balai utama padepokan itu.

Setelah sampai segera tubuh yang tinggi besar dan gagah itu diletakkan di atas amben besar dari kayu yang berada di tengah balai utama. 

Cantrik tertua itu segera melepas topeng dan pakaian singa yang dikenakan gurunya. Setelah bagian tubuh atasnya terbuka cantrik itu agak terkejut, ia melihat bagian dada gurunya nampak jalur hitam seperti gosong bekas terbakar.

"Panggil Jaya Usada kemari, guru membutuhkan perawatannya segera." Kata cantrik tertua itu.

Seorang cantrik segera lari menuju salah satu gubug di antara puluhan gubug yang mengelilingi balai besar padepokan itu. Ia tahu orang yang akan dipanggilnya adalah tabib satu-satunya yang ada di padepokan lodhaya.

Ketika sampai pintu gubug tabib itu masih tertutup. Cantrik itu segera menggedornya dengan keras. Lelaki yang berada di dalam gubug itu merasa tidur nyenyaknya terganggu. Iapun berteriak kasar kepada penggedor pintunya.

"Anak setan. Kenapa kau gedor pintu gubugku. Aku belah kepalamu dengan kapak tahu rasa kamu." Katanya marah.

"Kang Jaya Usada, guru pingsan. Aku diperintah kakang Sona Wana memanggilmu. Segera !!"

Tiba-tiba pintu terbuka. Seorang lelaki tinggi kurus berjenggot panjang menjengukkan kepala keluar pintu.

"Apa kau bilang ? Guru terluka ? " katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun