Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 17: Persiapan Perang (Cersil STN)

27 Maret 2024   21:10 Diperbarui: 2 Juni 2024   22:48 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari jauh Sembada mengawasi Sekarsari. Pandangannya yang tajam dapat menangkap setiap gerakan gadis itu saat sudah bangun.

Sekarsari kelihatan bengong sesaat, menoleh kesana kemari ingin tahu di mana ia berada. Setelah tahu ia di ruang alam terbuka segera ia mengamati dirinya. Ia baru sadar bahwa dirinya telanjang bulat. Ia nampak panik dan mencari cari bajunya. Setelah tahu dimana bajunya berada ia segera meraihnya, dan terburu buru mengenakannya.

Hatinya terisi perasaan campur aduk. Marah, kesal, malu dan takut. Ia marah karena sudah dihina musuhnya. Kesal karena tidak mampu berbuat untuk melampiaskan amarahnya,. Juga malu karena ia telah ditelanjangi oleh lawannya, dan takut keperawanannya telah hilang.

"Setan laknat, kalau ketemu kau akan aku habisi. " geramnya.
Sembada hanya tertawa kecil dan tersenyum senyum menyaksikan pemandangan itu. Ia menganggapnya sangat lucu.

Saking tak kuatnya menahan tawa, sembadapun melepas tawanya agak keras. Suara itu terdengar telinga Sekarsari, gadis itu menengok kearahnya.

"Hai syetan belang kemarilah, akan aku hajar kau." Katanya

"Apakah kau ingin kutelanjangi lagi, dan kupetik keperawananmu ?" Jawab Sembada.

Sekarsari tak mampu menahan marah, ia segera berkelebat lari kearah lelaki yang telah mempermalukannya. Ketika sudah berhadapan ia segera melabraknya dengan serangan serangan berbahaya.

Sembada terkejut sesaat dilanda serangan serangan berbahaya. Namun ilmunya yang tinggi ia mampu menempatkan diri dengan baik. Semua serangan Sekarsari menemui ruang hampa. Karena Sembada mampu menghindarinya.

Pertempuran itu kian lama kian sengit. Meski Sembada tak bersenjata, sementara Sekarsari menyerangnya dengan pedang, namun tak segorespun pedang itu menyentuh tubuh Sembada.

Sekarsari meningkatkan tenaga cadangan dalam dirinya hingga tuntas, geraknya kian keras cepat dan gesit. Pedangnya seperti baling baling menyambar nyambar, namun dengan ilmu peringan tubuhnya Sembada selalu bisa melepaskan diri dari bahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun