Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 15: Penjajagan Ilmu (Cersil STN)

25 Maret 2024   17:57 Diperbarui: 3 Juni 2024   10:24 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembada meningkatkan perlawanannya.  Ia bangkitkan ilmu peringan tubuhnya untuk segera dapat menguasai lawannya. Agar dia segera tahu siapa jatidiri lawannya itu.  Namun beberapa saat ia menggunakan ilmu peringan tubuh itu, dan sedikit demi sedikit dapat mendesak bayangan hitam itu, tiba-tiba terdengar suara tertawa yang menggetarkan isi dada mereka.

"Sembada dan Sentika hentikan pertempuran kalian.  Tidak ada gunanya kalian berkelahi."

Sembada dan bayangan hitam yang disebut namanya Sentika itu segera melontar mundur saling berjauhan.  Sembada berdebar-debar.  Ternyata yang menyatroninya adalah Demang Majaduwur, Sentika.

"Jika dilanjutkan pertempuran ini justru kaulah Sentika yang akan meregang nyawa."

Kata pendatang baru yang berpakaian serba putih dan bersorban itu.  Pandangan dua orang yang baru berlawanan itu sangat tajamnya, sehingga tahu bahwa pendatang itu adalah kakek-kakek yang sudah tua.

"Kenapa kau mencampuri urusanku kakek tua  ?"

"Tindakanmu yang gegabah, hendak memangkas tunas muda yang baru tumbuh, harus aku hentikan.  Meski aku yakin kau tidak akan menang melawannya."

"Belum terbukti aku kalah.  Tapi aku mengakui kehebatannya."

"Sudahkah kau mengenali keseluruhan ilmunya. ?"

"Sudah, aku yakin ia anak murid Kakang Menjangan Gumringsing.  Tapi aneh, ilmunya jauh lebih tinggi dibanding ilmu  kakang senapati dari kulon itu."

"Hahaha.  Ternyata matamu tidak rabun.  Memang ilmunya jauh lebih tinggi dari gurunya.  Karena Ia telah mewarisi semua ilmu dari perguruan Naga Geni.  Cambukkupun telah aku wariskan kepadanya, sebagai pertanda pemegang tongkat  generasi penerus ilmu cambuk Naga Geni."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun