Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 6, Pertempuran di Kedai (Cersil STN)

18 Maret 2024   22:02 Diperbarui: 3 Juni 2024   10:21 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembadapun merasakan ia sudah akrab dengan wajah itu. Namun ia benar-benar lupa siapa orang yang wajahnya mirip gadis itu.  Namun suara telapak kaki kuda telah membuyarkan angan-angan yang sempat hinggap di kepalanya.

"Ahhh,... mengapa aku merasa pernah mengenalnya. "

Ketika debu mengepul membubung di udara dari kaki-kaki kuda, Sembada juga melangkahkan kakinya melanjutkan perjalanan.  Perutnya yang kenyang menyebabkan langkah kakinya yang lamban.  Ia tidak merasa perlu tergesa-gesa untuk sampai ke tujuan perjalanannya.

Delapan orang yang memacu kudanya itu masih samar-samar terlihat. Karena arah cahaya matahari jatuh dari belakangnya, matanya tidaklah silau untuk melihat delapan orang di atas kuda itu.  

Iapun sempat melihat gadis itu menengok ke belakang, melihat dirinya yang sedang berjalan kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun