Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 2. Kakek Pemikul Kayu

15 Maret 2024   16:10 Diperbarui: 27 Agustus 2024   10:42 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

KAKEK PEMIKUL KAYU

(Karya Wahyudi Nugroho)

Dengan cepat seperti kilat yang menyambar di langit, Sembada meloncat dan menotokkan ujung tongkatnya ke arah dada lelaki yang ia anggap pemimpin gerombolan itu.  

Lelaki itu terhuyung-huyung ke belakang, Sembada meloncat memburunya sambil mengirim tendangan miring, tumitnya menghantam perut lawannya.  Lelaki itu mengaduh dan jatuh terjengkang ke belakang sambil memegangi perutnya.

Ketika seorang lawannya yang satu hendak mengambil parangnya yang terlepas, dengan cepat Sembada meloncat dan mengayunkan tongkatnya kepunggung lawan.  

"Buuuk." Terdengar lagi bunyi benturan.

"Aduh." Lawannya mengaduh kesakitan.

Lelaki itu jatuh tengkurap mencium tanah. Bibirnya terantuk batu yang tajam. Darah mengalir membasahi dagunya.

Sembada menghentikan serangan-serangannya.  Ia melihat ketiga lawannya sudah tak mampu lagi melawan.  Ia letakkan tongkatnya di atas pundak.  Sambil bertolak pinggang ia berteriak.

"Apakah kita teruskan pertempuran ini.  Kalian hampir mati kehabisan nafas." Katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun