Dalam konteks ini, penting untuk tidak menghakimi seseorang hanya berdasarkan penampilannya. Hijab adalah simbol ketaatan dan kesadaran seorang Muslimah terhadap ajaran agamanya, tetapi perilaku seseorang mencerminkan lebih banyak aspek daripada sekadar pakaian.Â
Masyarakat perlu lebih memahami bahwa setiap individu memiliki perjalanan spiritual dan pemahaman agama yang unik. Kita harus mendukung dan menghormati pilihan setiap perempuan dalam menjalankan ajaran agama mereka, baik mereka memilih untuk berhijab atau tidak.Â
JADINYA...Â
Hari ini, perempuan berhijab di sosial media menggunakan sosmed untuk keuntungan mereka. Banyak para artis, penyanyi, seniman, dance yang berhijab. Mereka kesemuanya itu adalah perempuan berhijab yang menutupi aurat, namun bukan berarti dalam kesalahan tertentu dalam islam yang dilakukan, bukan masalah hijab yang disangkutpautkan. Seperti persoalan joget tik tok yang eksis hingga kini, dimana para perempuan berhijab berjoget, dan komentar buruk selalu dilayangkan adalah "hijab".Â
Stereotip seperti ini sudah mengakar, namun hal baik pula jika komentar itu dilayangkan dalam bentuk saling menasehati sesama saudara seagama untuk menjaga perilaku. Bukan menjustifikasi perempuan berhijab harus menjadi perempuan kaku, tidak boleh apa-apa, wajib mencerminkan akhlak islam. Karena seperti apa yang dikatakan sebelumnya dalam pandangan penulis, bahwa hijab berfungsi utama menutupi aurat, bukan menjamin ibadah dan perempuan untuk berakhlak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H