Kila merasakan satu kejadian yang sama dengan perempuan yang bunuh diri itu. Terhempas, lebur, hancur dan remuk karena keadaan. Ia sama-sama mengenal trauma masa kecil yang sangat menyakitkan bagi dirinya.
Sebagian laki-laki menjadi oknum berbuat seenak jidatnya. Mereka hanya memahami kehidupan yang layak dan perlu baginya. Sebagian laki-laki memenuhi nafsunya dengan merusak harga diri seorang perempuan. Laki-laki itu melebihi sifat hewan dan sepantasnya untuk menerima hukuman.Â
Tapi nyatanya, ia tak melihat hukuman pantas untuk pelaku pelecehan seksual yang pernah dirinya rasakan ataupun perempuan itu rasakan. Kadangkala Dunia selalu berpihak pada orang-orang yang memiliki kemampuan lebih, entah itu mereka nantinya baik atau tidak. "Namun jika mereka sudah memiliki modal untuk melindungi diri. Maka melakukan apapun kehendak nya bisa mereka atur untuk menyelamatkan diri dari jeratan hukuman dunia"
Kila, perempuan itu, ataupun kita sendiri tidak tahu sejauh mana hidup ini tidak berpihak pada kita. Kadang-kadang harus menerima perbedaan buruk demi kepuasa beberapa oknum yang tak bertanggungjawab.Â
Perempuan tak menjadi nomor dua, ia adalah manusia yang setara dengan laki-laki. Apapun dasarnya, kekerasan dalam bentuk apapun terhadap perempuan tidak diperbolehkan dalam ruang lingkup satu pihak saja yang mendapatkan keuntungan.Â
Jangan sampai tertipu oleh berbagai alasan untuk memperbolehkan pelecehan. Perempuan untuk nya sendiri. Kila dan perempuan itu mengajarkan kita tentang bagaimana realita perempuan tertindas hari ini. Bahkan, ia merasakan langsung.Â
Sebagai penutup cerita pendek ini, saya mengutip satu perkataan dari penulis bernama sarah noer didalam judul artikel "luka dan perempuan"
"Kurang lebih, begitulah. Lelaki memang berengsek. Sepanjang saya mengenal lelaki baik dan paham agama, ketika di atas kasur, mereka tetap membuka kancing baju saya. Maka ketika mereka berkhotbah mengenai Tuhan kepada teman-temannya di hadapan saya, agama lelaki adalah dusta dan keputusasaan semata".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H