Semangkok Sup Matahari buatan Gema sebagai sajian sampel, telah ada di hadapan Nayla. Bau harum sup yang segar menguar memenuhi ruangan. Aroma bawang putih yang berpadu dengan merica tercium dominan.Â
"Ini sih, pasti enak," batin Gema. Tetapi ia ragu-ragu, apakah hasil masakannya sesuai keinginan Nayla atau tidak.Â
"Hem, lumayan juga hasilnya. Sajiannya menarik. Gema, kamu tuh sengaja ya? Pura-pura nggak tahu, lalu memberikan aku kejutan. Ternyata kamu pinter," kata Nayla.Â
Ia mengibaskan tangannya ke arah hidung, mengambil asap yang keluar dari masakan.Â
"Hem, sedap," kata Nayla.
Sup Matahari berupa bungkusan dadar yang dibentuk bulat pipih yang diisi irisan wortel, kacang polong, jagung, jamur kuping, dan gilingan daging ayam. Disajikan dalam mangkok, bungkusan dadar dibelah, menyerupai matahari. Sentuhan terakhir disiram dengan kuah kaldu ayam berbumbu.Â
Nayla mengiris sedikit bungkusan dadar isi, bersamaan dengan menyendok kuah. Ia mengunyah pelan kemudian menelannya. Sementara Gema penasaran pada ekspresi Nayla.
"Gimana? Enak nggak?"
"Rasanya, eeem... ,"
Gema semakin penasaran. Nayla seperti menjiwai rasa Sup Matahari bikinan Gema.
"Hem, nggak percaya bisa seenak ini," kata Nayla. "Kuahnya asin, manis, gurih. Pas! Lalu aromanya lembut. Isiannya juga sedap. Lumayanlah, nilainya 90," kata Nayla.