Nayla bergegas pulang, segera menemui Gema secara pribadi.
***
"Ini adalah pekerjaan tim. Mengapa sikapmu seperti itu, Gema?"
"Nayla, aku... Ah, sulit dijelaskan. Tetapi terima kasih kamu sudah peduli," kata Gema terbata-bata.
"Jika ada masalah, mengapa tak ngomong?"
Akhirnya Gema bersedia bicara. Banyak yang ia ceritakan pada Nayla. Katanya, ini semua karena Pak Jamal yang selalu menyuruhnya. Bahkan diluar jam kerja dan tugas yang sesuai bidangnya. Pak Jamal adalah salah satu pengurus yayasan.
"Kamu hanya salah paham saja, Gema. Harusnya sejak awal kamu bicara padaku. Maksud Pak Jamal, mungkin agar kamu mampu mengerjakan apa saja, termasuk memasak."
"Emosi yang membuatku marah, Nayla. Pak Jamal juga aneh, mengapa menuntutku ini itu di luar batas kemampuanku."
"Kamu bisa minta tolong padaku, kan? Kalau resep seperti itu, aku bisa. Nanti aku ajari," hibur Nayla.Â
"Serius? Mana aku tahu kalau kamu bisa."Â
***