Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Suatu Hari tentang Sup Matahari dalam Hidup Nayla

15 November 2022   11:23 Diperbarui: 16 November 2022   00:05 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangkok Sup Matahari buatan Gema sebagai sajian sampel, telah ada di hadapan Nayla. Bau harum sup yang segar menguar memenuhi ruangan. Aroma bawang putih yang berpadu dengan merica tercium dominan. 

"Ini sih, pasti enak," batin Gema. Tetapi ia ragu-ragu, apakah hasil masakannya sesuai keinginan Nayla atau tidak. 

"Hem, lumayan juga hasilnya. Sajiannya menarik. Gema, kamu tuh sengaja ya? Pura-pura nggak tahu, lalu memberikan aku kejutan. Ternyata kamu pinter," kata Nayla. 

Ia mengibaskan tangannya ke arah hidung, mengambil asap yang keluar dari masakan. 

"Hem, sedap," kata Nayla.

Sup Matahari berupa bungkusan dadar yang dibentuk bulat pipih yang diisi irisan wortel, kacang polong, jagung, jamur kuping, dan gilingan daging ayam. Disajikan dalam mangkok, bungkusan dadar dibelah, menyerupai matahari. Sentuhan terakhir disiram dengan kuah kaldu ayam berbumbu. 

Nayla mengiris sedikit bungkusan dadar isi, bersamaan dengan menyendok kuah. Ia mengunyah pelan kemudian menelannya. Sementara Gema penasaran pada ekspresi Nayla.

"Gimana? Enak nggak?"

"Rasanya, eeem... ,"

Gema semakin penasaran. Nayla seperti menjiwai rasa Sup Matahari bikinan Gema.

"Hem, nggak percaya bisa seenak ini," kata Nayla. "Kuahnya asin, manis, gurih. Pas! Lalu aromanya lembut. Isiannya juga sedap. Lumayanlah, nilainya 90," kata Nayla.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun