"Jadi? Ibu yang bercerita? Sakti, aku..."
"Ssst... sudah. Tak usah diungkit. Kamu tak perlu bercerita. Aku mengerti."
Lalu aku mengambil sesuatu dari saku.
"Aku ingin memberikan sesuatu padamu." kataku lembut.
"Apa?"
Aku mengambil tanganmu dan memberikan sesuatu di telapak tanganmu.
"Sebuah kerang? Aku kira cincin, Sakti." katamu sambil tergelak. Aku juga ikut tergelak. Lalu aku meminta maaf, mengatakan bahwa aku hanya bercanda.
"Kok kamu matre, sih? Tetapi tentu saja aku bercanda, Mayang. Karena sesungguhnya yang ingin aku berikan padamu adalah ini." kataku berbinar.
Sebuah cincin bermata safir biru, aku sematkan di jari manismu sebelah kiri.
"Mayang, maukah kau menikah denganku?" pintaku.
Kamu hanya tersenyum tipis. Tetapi aku yakin, pipimu terasa hangat. Terlihat memerah. Kali ini kamu tak bisa menghindar dariku.Â