Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku, Kekasihku, dan Bintang di Nebula-nebula

16 Juni 2022   14:32 Diperbarui: 17 Juni 2022   15:44 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Foto: Wahyu Sapta.

"Jadi? Ibu yang bercerita? Sakti, aku..."

"Ssst... sudah. Tak usah diungkit. Kamu tak perlu bercerita. Aku mengerti."

Lalu aku mengambil sesuatu dari saku.

"Aku ingin memberikan sesuatu padamu." kataku lembut.

"Apa?"

Aku mengambil tanganmu dan memberikan sesuatu di telapak tanganmu.

"Sebuah kerang? Aku kira cincin, Sakti." katamu sambil tergelak. Aku juga ikut tergelak. Lalu aku meminta maaf, mengatakan bahwa aku hanya bercanda.

"Kok kamu matre, sih? Tetapi tentu saja aku bercanda, Mayang. Karena sesungguhnya yang ingin aku berikan padamu adalah ini." kataku berbinar.

Sebuah cincin bermata safir biru, aku sematkan di jari manismu sebelah kiri.

"Mayang, maukah kau menikah denganku?" pintaku.

Kamu hanya tersenyum tipis. Tetapi aku yakin, pipimu terasa hangat. Terlihat memerah. Kali ini kamu tak bisa menghindar dariku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun