"Ada apa? Kenapa uuff??"Â
"Aku capek, seharian bersama mereka. Tapi aku senang, mereka antusias sekali mendengarkan apa yang aku presentasikan ke mereka."Â
"Iya, beruntung kita KKN di tempat ini. Hampir semua masyarakat sini baik dan mau menerima kita dengan tangan terbuka." Aku mengangguk.Â
"Oya, lusa ada penyuluhan lagi. Kamu bantu aku ya, sebagai moderator." pintaku.Â
"Tanpa kau minta, aku pasti bersedia. You're my brother. Bukankah sesama mahasiswa KKN dilarang mendahului?"Â
Ia tersenyum. Manis sekali. Memamerkan selarik gigi putih yang rapi. "Ah, Reni, mengapa kau selalu bilang aku your brother? Andai saja. Hem." batinku.Â
"Sudah hampir magrib, yuk pulang!" katanya sambil menggamit tanganku.Â
Aku masih mager. Ingin menikmati sore, sebentar saja.Â
"Ayolah, Mas Reno." ajaknya.Â
"Okey." Akhirnya aku menyerah, mengikuti langkahnya menuju ke posko KKN.Â
***Â