Kami berempat pulang ke posko. Pandu dan Salma berjalan lebih dulu, seperti memisahkan diri. Memberi kesempatan padaku untuk jalan berdua dengan Reni.Â
"Mas, besok KKN berakhir." katanya tak bersemangat.Â
"Bagus dong, kita bisa pulang. Katanya kamu sudah kangen rumah?" Ia mengangguk.Â
Sepanjang perjalanan, hanya hening hingga sampai posko. Kemudian memisahkan diri, berkutat pada kesibukan masing-masing.Â
***Â
Sudah lama aku tak bertemu Reni. Sudah dua minggu, sejak KKN berakhir. Ya, mungkin karena kesibukan masing-masing mengurus laporan. Entah kenapa, aku ingin sekali bertemu dengannya. Apakah hatiku seperti terbawa olehnya? Karena satu bulan bersama dengannya tiap hari, seolah ada sesuatu yang hilang.Â
Inikah yang namanya rindu? Lalu mengapa aku tak ke rumahnya saja? Bukankah ia sempat memberi alamat? Baiklah, nanti selepas kuliah sore ini, aku akan mampir atau lebih tepatnya berkunjung ke rumahnya. Memenuhi rinduku? Ah, aku jadi tertawa geli. Rindu? Mungkin terlalu berlebihan. Apakah ia merasakan hal yang sama? Merasakan rindu? Entahlah.Â
Sampai juga aku ke rumahnya. Aura nyaman dengan berbagai macam tanaman bunga tertata rapi. Seorang gadis sekitar kelas 6 SD, menyambutku.Â
"Dik, kak Reni ada?" tanyaku.Â
"Oh, ada. Duduk dulu, aku panggilkan ya kak." katanya.Â
Aku segera duduk di teras, menunggu Reni keluar. Dag dig dug jantungku, menunggunya. Setelah limabelas menit, seseorang keluar, aku segera berdiri.Â