Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terduga Pelakor

24 Februari 2018   18:48 Diperbarui: 24 Februari 2018   20:47 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mana?"

"Cieeee... ayah semangat banget kalau bunda nyebut nama bu Jena,"

"Bunda cemburu, ya?"

"Enggak!"

"Iya. Cemburu, ah."

"Memang ayah mau memilih dia? Kalau bunda sih pikir-pikir dulu. Dia baik kalau ada maunya sih."

"Kalau ayah pilih dia, bun."

"Alasannya?"

"Karena dia cantik,"

Rani cemberut dan Miko tergelak hebat. Ia senang saat Rani bermuka cemberut. Tampak cantik. Ya, ya. Meski kecantikannya berbeda dengan Jena. Tetapi kecantikan Rani lebih alami. Dan tentu saja hal itulah yang membuat dirinya selalu mencintai Rani.

Akhirnya trending topic tentang terduga pelakor di komplek mulai mereda. Hal ini terjadi sejak ada baliho besar terpampang wajah Jena.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun