Mohon tunggu...
Noer Wahid
Noer Wahid Mohon Tunggu... Penulis lepas di usia senja - Wakil Ketua Persatuan Perintis Kemerdekaan Indonesia Cabang Sumut - Ketua Lembaga Pusaka Bangsa -

Seorang sepuh yang menikmati usia senja dengan aksara. E-mail ; nurwahid1940@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Itu "Hanya Ada Kemauan Melawan"

10 Januari 2018   18:13 Diperbarui: 10 Januari 2018   19:09 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aksi massa (katakota.com)

Massa GRM lebih dahulu tiba di Lapangan Merdeka dan saya merasa terkejut karena yang datang itu lebih banyak kaum perempuan dan diantaranya ada pula yang membawa bayinya sedang menetek. Ciut juga hati saya kalau nanti terjadi yang tidak diinginkan, bagaimana nanti melindungi mereka yang perempuan.

Saya merasa salut kepada mereka kaum perempuan yang mau ikut berunjuk rasa dan mungkin ini didorong oleh naluri mereka yang simpati kepada Ibu Megawati Soekarnoputri yang telah didzholimi oleh Penguasa.

Saya buat barisan massa GRM tersebut ditambah pula dengan beberapa orang massa dari PDI sendiri. Lalu, barisan tadi saya gerakkan menuju lokasi tempat unjuk rasa yaitu di depan Kantor PDI Pro Kongres. Pada waktu itu saya memakai baju seragam PDI lengkap dengan atributnya.

Saya juga mengetahui bahwa disekitar lokasi tempat unjuk rasa tersebut banyak juga berkelompok orang PDI tetapi mereka tidak berani merapat ke tempat lokasi unjuk rasa karena di depan Kantor PDI Pro Kongres itu berkeliaran orang-orang memakai seragam PDI tetapi rambutnya cepak-cepak.

Ketika barisan yang saya pimpin masuk ke tempat lokasi unjuk rasa orang-orang berseragam PDI dengan rambutnya cepak-cepak itu menyingkirkan diri. Mungkin mereka enggan berhadapan dengan para unjuk rasa yang kebanyakan dari kaum perempuan itu.

Setelah barisan diistirahatkan, saya berpidato di depan massa. Disitulah gerombolan orang-orang PDI tadi mulai mendekat dan memasuki tempat lokasi unjuk rasa tersebut. Sesudah itu mereka pula yang bergantian berorasi seakan merekalah yang menjadi pahlawannya di siang itu.

Sejam saya menunggu, massa yang dijanjikan akan datang dari beberapa daerah tidak juga kunjung datang. Saya sudah curiga, pasti mereka ini tertahan di batas kota dilarang masuk ke Kota Medan oleh aparat yang sudah berjaga disitu.

Massa PDI dari Tanah Karo tertahan di Pancurbatu, yang dari Langkat dan Binjai tertahan di perbatasan Megawati (antara Kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang), yang datang dari arah Tanjung Morawa dan Lubuk Pakam tertahan di batas kota.

Sedangkan massa PDI yang datang dari Batang Kuis, Tembung, Percut Sei. Tuan tertahan didepan Kantor Polsek Percut Sei. Tuan. Massa PDI yang dari Belawan dihadang di Pulau Brayan. Boleh dikatakan banyak massa PDI yang tidak sampai ke lokasi tempat kita unjuk rasa.

Hanya yang selamat sampai ke lokasi tempat unjuk rasa adalah massa PDI dari Pematang Siantar dan Tebing Tinggi saja. Mereka bisa sampai ke Medan karena menumpang kereta api. Hadanglah kereta api itu kalau aparat-aparat itu berani.

Dari Setasiun ke lokasi tempat kita berunjuk rasa jaraknya tidak jauh jadi, mereka cukup berjalan kaki saja. Setiba di tempat mereka bergabung dengan barisan yang saya pimpin sendiri. Barulah disitu terlihat lebih ramai dan lebih meriah lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun